4 Cara Menghitung Penyusutan Peralatan, Rumus, Contoh

Uinsuka.ac.id – Penyusutan adalah proses pengakuan perubahan nilai aset tetap seperti peralatan, kendaraan, atau mesin dalam neraca perusahaan. Cara menghitung penyusutan peralatan didasarkan pada metode tertentu yang dipilih oleh perusahaan, dan ini dapat memengaruhi laporan keuangan mereka.

Salah satu metode yang umum digunakan adalah metode garis lurus, di mana nilai aset dikurangkan dengan jumlah yang sama setiap tahun. Namun, ada juga metode lain seperti metode saldo menurun, yang mengakui penurunan nilai yang lebih cepat pada awal masa pakai peralatan.

Selain itu, perhitungan penyusutan peralatan yang benar juga memungkinkan perusahaan untuk mengalokasikan biaya penyusutan ke produk atau layanan yang dihasilkan oleh peralatan tersebut, sehingga dapat memengaruhi harga jual dan keuntungan bersih perusahaan.

Pengertian Penyusutan Peralatan

Penyusutan peralatan adalah proses akuntansi yang digunakan untuk mencatat dan mengenali penurunan nilai peralatan atau aset tetap yang dimiliki oleh sebuah perusahaan seiring berjalannya waktu.

Konsep ini sangat penting dalam akuntansi keuangan karena membantu perusahaan mencerminkan dengan lebih akurat nilai sebenarnya dari aset-aset tersebut dalam laporan keuangannya. Peralatan dan aset tetap lainnya mengalami penurunan nilai seiring penggunaannya dalam bisnis, atau usia.

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung penyusutan peralatan. Metode yang paling umum digunakan adalah metode garis lurus (straight-line) dan metode saldo menurun (declining balance).

Dalam metode garis lurus, nilai aset dikurangkan dengan jumlah yang sama setiap tahun, sedangkan dalam metode saldo menurun, penyusutan dihitung berdasarkan persentase tertentu dari nilai buku aset pada awal tahun.

Baca Juga:  Cara Menghitung Ongkir Berdasarkan Jarak 2024

Beberapa faktor memengaruhi perhitungan penyusutan, termasuk nilai awal aset, perkiraan masa pakai, dan nilai residu. Nilai awal adalah biaya peralatan saat pertama kali dibeli, sementara masa pakai adalah perkiraan masa berapa peralatan dapat digunakan dengan produktif dalam bisnis.

Cara Menghitung Penyusutan Peralatan dan Rumusnya

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung penyusutan peralatan, dua metode yang umum digunakan adalah metode garis lurus (straight-line depreciation) dan metode saldo menurun (declining balance depreciation).

Berikut ini adalah rumus dan contoh cara menghitung penyusutan peralatan menggunakan kedua metode tersebut.

1. Metode Garis Lurus

Metode garis lurus (straight-line depreciation) adalah salah satu metode yang umum digunakan dalam menghitung penyusutan peralatan. Metode ini relatif sederhana dan dapat memberikan estimasi penyusutan yang stabil dari tahun ke tahun.

Penyusutan Tahunan = (Nilai Awal – Nilai Residu) / Masa Pakai

  • Nilai Awal adalah harga peralatan saat pertama kali dibeli.
  • Nilai Residu adalah perkiraan nilai aset setelah masa pakai berakhir.
  • Masa Pakai adalah perkiraan masa pakai peralatan dalam tahun.

Contoh pemakaian rumus ini, misalnya sebuah mesin produksi dibeli seharga Rp100.000 dengan perkiraan masa pakai 5 tahun dan nilai residu Rp10.000.

Penyusutan Tahunan = (100.000 – 10.000) / 5 = Rp18.000

Dengan begitu, penyusutan tahunan mesin produksi tersebut adalah Rp18.000.

2. Metode Saldo Menurun

Metode saldo menurun (declining balance depreciation) adalah salah satu cara menghitung penyusutan peralatan. Metode ini mengakui bahwa nilai aset cenderung menurun lebih cepat pada awal masa pakainya dan lebih lambat saat mendekati akhir masa pakai.

Penyusutan Tahunan = Nilai Buku Awal x Tingkat Penyusutan

  • Nilai Buku Awal adalah nilai aset pada awal tahun.
  • Tingkat Penyusutan adalah persentase penurunan nilai aset yang diterapkan setiap tahun.

Contoh sederhanya, apabila mesin produksi yang sama dengan nilai awal Rp200.000, nilai residu Rp10.000, dengan masa pakai 2 tahun. Jika tingkat penyusutannya adalah 20% per tahun, maka penyusutan peralatan yang terjadi adalah:

Baca Juga:  5 Cara Menghitung Biaya Penyusutan, Rumus, Contoh

Penyusutan Tahunan = 200.000 x 20% = 40.000

Nilai Buku Akhir Tahun 1 = 200.000 – 40.000 = 160.000

Penyusutan Tahunan = 160.000 x 20% = 32.000

Nilai Buku Akhir Tahun 2 = 160.000 – 32.000 = 128.000

Maka jumlah penyusutan peralatan pada masa pakai 2 tahun tersebut adalah 128.000.

3. Metode Depresiasi Berdasarkan Penggunaan

Metode depresiasi berdasarkan penggunaan (depreciation based on usage) adalah suatu pendekatan alternatif untuk menghitung penyusutan peralatan, terutama ketika peralatan mengalami penurunan nilai lebih terkait dengan seberapa banyak atau seberapa sering digunakan daripada melalui waktu.

Langkah yang digunakan dalam cara depresiasi ini adalah:

  1. Menentukan biaya awa asset atau Cost of Asset
  2. Menetapkan ukuran penggunaan alat
  3. Menghitung biaya penggunaan tahunan dan berapa jumlah penyusutan tahunan

4. Metode Beban Menurun

Metode beban menurun (declining balance method) adalah salah satu metode penyusutan yang umum digunakan dalam akuntansi. Metode ini mengakui bahwa aset tetap mengalami penurunan nilai yang lebih cepat pada awal masa pakai dan lebih lambat saat mendekati akhir masa pakainya.

Cara yang bisa dilakukan dengan metode ini adalah sebagai berikut.

  1. Menentukan nilai awal atau Cost of Asset
  2. Tetapkan masa pakai alat yang digunakan
  3. Tetapkan nilai residu alat tersebut
  4. Tetapkan nilai tingkat penyusutan
  5. Hitung penyusutan tahunan atau annual depreciation dengan mengalikan nilai buku awal dan tingkat penyusutan.
  6. Perbaharui buku nilai asset alat atau barang tersebut

Manfaat Penggunaan Cara Menghitung Penyusutan Peralatan

Menghitung penyusutan peralatan memiliki banyak manfaat bagi perusahaan dan proses akuntansi mereka. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari cara menghitung penyusutan peralatan.

1. Akurasi Laporan Keuangan

Salah satu manfaat paling penting adalah bahwa menghitung penyusutan membantu menciptakan laporan keuangan yang lebih akurat. Ini memungkinkan perusahaan untuk mencerminkan perubahan nilai aset mereka seiring berjalannya waktu.

Neraca keuangan yang akurat membantu pemangku kepentingan, seperti pemegang saham, kreditur, dan investor, untuk memahami nilai riil aset perusahaan.

Baca Juga:  Cara Menghitung PPh 25 Pribadi dan Badan, Ternyata Mudah

2. Rancangan Anggaran

Menghitung penyusutan membantu perusahaan dalam merencanakan anggaran dengan lebih baik. Dengan mengetahui berapa banyak aset yang diharapkan akan kehilangan nilai selama masa pakainya, manajemen dapat merencanakan alokasi dana untuk penggantian atau perbaikan peralatan.

Cara ini dapat membantu menghindari kejutan biaya besar yang mungkin timbul jika peralatan tiba-tiba rusak atau usang.

3. Menentukan Harga Jual

Dalam kasus penjualan aset, penilaian yang akurat sangat penting. Penyusutan membantu menentukan nilai aset yang lebih realistis, sehingga memudahkan proses penjualan atau penggunaan aset sebagai jaminan untuk pinjaman.

Tentunya juga memungkinkan perusahaan untuk menjual asetnya dengan harga yang wajar dan kompetitif.

4. Menghitung Laba dan Kerugian

Penyusutan juga memiliki dampak pada perhitungan laba rugi perusahaan. Biaya penyusutan diakui sebagai salah satu biaya operasional, sehingga memengaruhi laba kotor perusahaan. Fungsinya untuk gambaran yang lebih akurat tentang profit perusahaan dan membantu dalam perencanaan pajak.

5. Kepatuhan Hukum dan Evaluasi Kerja

Menghitung penyusutan peralatan penting untuk mematuhi peraturan akuntansi yang berlaku dan hukum pajak. Banyak yurisdiksi memiliki pedoman khusus mengenai cara dan metode yang harus digunakan dalam menghitung penyusutan.

Dengan mengikuti aturan ini, perusahaan dapat menghindari masalah hukum dan audit yang mungkin timbul.

Manfaat lain dari penyusutan adalah dalam mengevaluasi kinerja investasi. Dengan memantau penyusutan aset yang digunakan dalam proyek atau unit bisnis tertentu, perusahaan dapat menentukan apakah investasi tersebut menghasilkan nilai yang diharapkan.

Metode yang digunakan dalam cara menghitung penyusutan peralatan seperti metode garis lurus atau metode saldo menurun, dapat disesuaikan dengan karakteristik aset perusahaan dan kebijakan akuntansi yang berlaku.

Baca Juga: