4 Cara Menghitung Rasio Likuiditas Manual dan via Aplikasi

Uinsuka.ac.id – Rasio likuiditas sering dipakai untuk menentukan seberapa bisa sebuah perusahaan untuk bisa membayar hutang jangka pendeknya. Cara menghitung rasio likuiditas juga terbilang gampang, hasilnya juga dapat dipakai untuk berbagai kebutuhan perusahaan untuk tetap eksis.

Jika sebuah perusahaan punya rasio yang tinggi untuk melunasi kewajibannya, disebut sebagai perusahaan yang likuid. Kalau dari segi bisnis, hal ini menarik banyak pihak mulai dari investor yang mau menggelontorkan uang pada perusahaan tersebut hingga perbankan yang menyediakan berbagai jenis pinjaman.

Untuk bisa mengetahui berapa rasio likuiditas perusahaan kamu, ada cara hitung bisa dipakai. Penjelasannya lengkap dalam informasi berikut ini.

4 Cara Menghitung Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas terbagi menjadi empat jenis, dimana masing-masingnya dicari dengan rumus menghitung rasio likuiditas berbeda. Penasaran apa saja jenis dan langkah menghitungnya?

1. Rasio Perputaran Kas

Jenis pertama adalah rasio perputaran kas, yang akan memberikan gambaran kesehatan keuangan sebuah bisnis melalui perputaran kas yang terjadi pada kurun waktu tertentu.

Rumus yang dipakai adalah: penjualan bersih/rata-rata kas

  • Tentukan terlebih dahulu berapa nilai penjualan dari produk bisnis dalam rentang waktu yang akan dicari rasionya
  • Kalkulasikan juga berapa rata-rata kas yang dimiliki perusahaan selama waktu tersebut
  • Jika kedua nilai sudah diperoleh, tinggal gunakan rumusnya

Contoh soal: penjualan bersih perusahaan A adalah Rp125.000.000 sedangkan rata-rata kasnya adalah Rp75.000.000. Berapa rasio likuiditasnya?

Jawab: Rp.125.000.000/Rp75.000.000 = 1,6

Nilai rasio di bawah 2, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang kurang baik, sedangkan jika di atas 2 memberikan informasi bahwa kondisi keuangan bisnis cukup hingga sangat baik.

Baca Juga:  Cara Menghitung PPh Pasal 4 Ayat 2 Jasa Konstruksi

2. Rasio Kas

Selanjutnya cara menghitung rasio likuiditas adalah dengan mengandalkan keseluruhan kas termasuk surat berharga kemudian dibandingkan dengan utang lancar perusahaan.

Rumusnya adalah: (total kas + surat berharga)/utang lancar

  • Hitung berapa sisa kas yang dimiliki di akhir periode, begitu juga dengan total nilai surat berharga perusahaan
  • Cari juga nilai keseluruhan dari utang perusahaan yang perlu di bayar
  • Jumlahkan kas dan nilai surat berharga, kemudian hasilnya dibagi dengan total utang lancar

Contoh soal:

Kas perusahaan kosmetik WXA di akhir tahun 2021 adalah Rp134.000.000, sedangkan hutang lancar yang harus dibayar adalah Rp110.000.000. Untungnya surat berharga perusahaan tersebut jika diuangkan bernilai Rp120.000.000. rasio likuiditasnya adalah:

Jawab: Total kas dan surat berharga = Rp134.000.000 + Rp120.000.000= Rp254.000.000

Rasio likuiditas: Rp254.000.000/Rp110.000.000= 2,3

Dari jawaban soal di atas didapatkan contoh rasio likuiditas di atas angka dua, yang artinya kondisi likuiditas perusahaan dalam kategori yang cukup baik.

3. Rasio Cepat

Jenis rasio likuiditas selanjutnya sering disebut quick ratio, dimana penghitungannya akan melibatkan aktiva lancar dan hutang. Namun untuk inventaris tidak masuk dalam penghitungannya. Rumus dari rasio cepat adalah: (aktiva lancar-persediaan)/ kewajiban lancar.

  • Buat terlebih dahulu kalkulasi jumlah aktiva lancar perusahaan, namun perlu digarisbawahi kalau persediaan perusahaan tidak dimasukkan di dalam kalkulasi ini
  • Selanjutnya akumulasikan juga berapa utang lancar atau kewajiban yang perlu dibayar perusahaan
  • Masukkan dua nilai tersebut ke dalam rumus dan kamu akan mendapatkan rasio likuiditasnya.

Contoh soal:

Diketahui aktiva lancar dari sebuah bisnis tambang mencapai Rp34.000.000.000, sudah termasuk persediaan sebesar Rp1.500.000.000. Kemudian tahun ini total utang jangka pendek yang harus dibayar mencapai Rp15.000.000.000. Berapakah rasio likuiditasnya?

Jawab: aktiva lancar diluar persediaan adalah Rp34.000.000.000 – Rp1.500.000.000= Rp32.500.000.000

Rasio likuiditasnya adalah: Rp32.500.000.000/ Rp15.000.000.000 = 2,16

Hati-hati saat mencoba menggunakan cara menghitung rasio likuiditas pada laporan keuangan ini, pemisahan antara aktiva dan persediaan harus benar-benar dilakukan supaya hasil rasionya tidak salah.

Baca Juga:  Cara Menghitung Tarif PDAM 2024

4. Rasio Lancar

Dalam bahasa ekonomi sering disebut current ratio, yaitu jenis rasio likuiditas yang didapatkan berdasarkan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Kalau dibandingkan jenis lainnya, cara ini merupakan yang paling sederhana.

Rumus yang dipakai untuk mencari rasio lancar adalah: aktiva lancar/hutang lancar

  • Tentukan terlebih dahulu aktiva lancar, dengan menggunakan rumus: kas dan keuangan setara dengan kas + inventaris serta persediaan + surat berharga perusahaan + biaya yang dibayar didepan + aset lkuid lainnya
  • Selanjutnya tentukan juga berapa total hutang lancar perusahaan
  • Jika kedua nilai di atas sudah didapatkan, masukkan ke dalam rumus rasio lancar
  • Kamu sudah punya rasio likuiditas yang jelas dan dijamin akurat

Contoh soal:

Perusahaan air mineral ABQ memiliki aktiva lancar mencapai Rp121.000.000, sedangkan total hutang yang perlu dibayar adalah Rp25.000.000. maka rasio likuiditasnya adalah:

Jawab: rasio likuiditas ABQ adalah: Rp121.000.000/Rp25.000.000 = 4,84

Untuk menghitung aktiva lancar dan hutang lancar, perlu detail yang jelas dan dibutuhkan semua data dalam periode tertentu sesuai periode rasio yang diinginkan. Biasanya adalah rasio tahunan, jadi bisa sekalian saat membuat laporan keuangan perusahaan tahunan.

Cara Menghitung Rasio Likuiditas dengan Aplikasi

Saat ini tersedia berbagai aplikasi yang menyediakan fitur jurnal keuangan, membantu divisi keuangan sebuah perusahaan untuk membuat laporan keuangan termasuk rasio likuiditasnya dengan tepat. kamu juga bisa memanfaatkan aplikasi tersebut.

  • Pilih aplikasi yang memiliki fitur jurnal keuangan lengkap, termasuk rasio likuiditas
  • Unduh dan instal aplikasi pada perangkat, sehingga bisa dipakai sesuai kebutuhan
  • Buka aplikasi, pilih fitur keuangan yang diinginkan.
  • Masukkan data-data keuangan yang dibutuhkan untuk penghitungan rasio likuiditas
  • Tunggu aplikasi bekerja dan memberikan hasil nilai rasio yang tepat

Aplikasi terpercaya sebaiknya dipilih dari platform formal seperti Google Play Store atau Apps Store. Sedangkan program yang bisa dipakai, bisa dipilih dari situs terpercaya yang menyediakan program jurnal keuangan terbaik.

Baca Juga:  Cara Menghitung Paving 2024

Kenapa Rasio Likuiditas itu Penting?

Kalau selama ini rasio likuiditas belum menjadi salah satu poin penting, sepertinya kamu butuh penjelasan kenapa cara menghitung rasio likuiditas di excel atau menggunakan aplikasi itu penting.

1. Kemampuan Perusahaan Bayar Utang

Dari rasio yang didapatkan dari sebuah perusahaan, akan bisa diketahui kemampuannya untuk membayar hutang jangka pendek hingga jangka panjang.

Hal ini, akan menjadi pertimbangan untuk internal perusahaan jika ternyata rasio rendah tentu diupayakan dengan strategi baru agar keuangan perusahaan stabil dan pembayaran utang lebih lancar.

2. Layak atau Tidaknya Mendapatkan Investor

Calon investor mencari perusahaan untuk diberikan kucuran dana, salah satunya dengan melihat rasio likuiditas. Semakin tinggi kemampuan perusahaan membayar utang dan membiayai semua proses bisnisnya, akan semakin sehat dan kemungkinan beruntung lebih besar.

3. Layak atau Tidaknya Mendapatkan Pinjaman

Sama halnya dengan investor, pihak perbankan yang menjadi lembaga pemberi pinjaman bisnis juga akan melihat kemampuan sebuah perusahaan salah satunya melalui rasio likuiditasnya.

Nilai rasio rendah, akan menjadi pertimbangan menolak pemberian pinjaman. Berbeda jika ternyata nilai rasionya tinggi.

Pihak perusahaan juga bisa melakukan cara menghitung rasio likuiditas pada bank, ketika mau menyimpan uang aman di bank tersebut. Tentunya dengan nilai likuiditas bagus, bank tersebut masuk kategori aman sebagai lembaga penyimpanan uang bisnis maupun pribadi nantinya.

Jangan abaikan cara menghitung rasio likuiditas bisnis, nilainya akan sangat menentukan kemampuan sebuah perusahaan dalam menjalankan bisnis. Terutama kemampuan membayar kewajiban, sehingga investor lebih nyaman bekerja sama begitu juga bank akan lebih percaya memberikan pinjaman.

Baca Juga: