Uinsuka.ac.id – Saat menjalankan suatu bisnis, seorang pebisnis harus paham bagaimana cara menghitung modal awal. Perhitungan ini dibutuhkan untuk dapat memperkirakan jumlah laba yang sudah diperoleh dari bisnis tersebut.
Selain itu, bisa untuk memetakan jumlah barang yang perlu diproduksi dan harga jual barang ataupun jasa yang ditentukan. Dengan begitu, kamu nantinya bisa mengambil beberapa langkah tepat yang perlu dilakukan.
Pengertian dan Jenis Modal Awal
Sebelum membahas cara menghitung modal awal, simak pengertiannya terlebih dahulu. Modal awal adalah modal berupa uang maupun tenaga yang diperlukan untuk memulai bisnis pertama kali. Jika bisa dikelola dengan baik, modal tersebut bisa membuat bisnis menjadi berkembang atau berkelanjutan.
Perlu diketahui, pengertian bahwa modal awal hanya dalam bentuk uang sebenarnya merupakan kesalahan. Modal awal uang memang dapat dimanfaatkan untuk membeli peralatan, menyewa tempat, memberi upah karyawan, dan lain sebagainya.
Meski begitu, modal tersebut juga bisa berupa tenaga kerja seperti kemampuan seseorang untuk memulai bisnis. Sedangkan secara teknis, modal awal dapat dibedakan dalam 3 jenis seperti berikut:
1. Modal Investasi
Modal investasi merupakan jenis modal yang dikeluarkan untuk pembelian beragam peralatan bisnis bernilai tinggi. Semua peralatan tersebut digunakan dalam jangka panjang atau selama bisnis masih berlangsung.
Biasanya digunakan untuk membeli motor atau mobil operasional, printer, handphone, mesin pabrik, gedung, handphone dan lain sebagainya. Untuk pembelian berbagai barang atau peralatan dengan modal investasi biasanya terdapat biaya penyusutan.
2. Modal Operasional
Modal operasional adalah keseluruhan dana yang digunakan untuk membeli berbagai barang yang berhubungan dengan pekerjaan. Selain itu, bisa juga untuk membiayai beberapa biaya yang bersifat penting dalam kegiatan operasional perusahaan jasa.
Jenis modal ini biasa digunakan untuk membayar biaya listrik, air, menyewa ruko, upah karyawan, BBM kendaraan, langganan internet setiap bulan, dan lain sebagainya. Berbeda halnya dengan modal investasi, modal ini sifatnya untuk pembayaran secara berkala.
3. Modal Kerja
Jenis modal awal terakhir yang penting untuk diketahui adalah modal kerja. Modal ini dikeluarkan untuk dapat memenuhi kebutuhan barang dan bahan baku dalam pengembangan bisnis.
Sebagai contoh, jika kamu ingin membangun sebuah toko yang menjual pakaian. Berarti bahan yang dibutuhkan dalam membuat pakaian seperti jarum jahit, bahan atau kain, benang dan lainnya merupakan modal kerja.
Pentingnya Menghitung Modal Awal untuk Bisnis
Seperti yang disinggung, cara menghitung modal awal memang penting karena berpengaruh terhadap kelancaran bisnis. Berikut ini adalah manfaat yang bisa dirasakan jika menghitung modal awal secara tepat:
- Dapat memprediksi jumlah modal yang dibutuhkan dalam memulai bisnis. Pebisnis bisa mengetahui apakah modal tersebut dapat dipenuhi sendiri atau justru membutuhkan investor.
- Membantu pebisnis untuk memperkirakan jumlah laba yang diperoleh dari hasil bisnis. Cara yang paling mudah yaitu, jumlah pendapatan dikurangi dengan modal awal untuk bisnis. Sehingga nantinya juga bisa memiliki gambaran terkait prospek dari bisnis tersebut.
4 Cara Menghitung Modal Awal Paling Sederhana
Setidaknya, ada 4 metode yang dapat dilakukan dalam perhitungan modal awal saat merintis usaha. Banyaknya metode atau cara untuk menghitung modal awal tentu memungkinkan untuk memilih sesuai keinginan.
Supaya lebih paham, inilah penjelasan dari masing-masing metode yang dimaksud:
1. Menggunakan 3 Besaran (Modal Akhir, Laba, dan Prive)
Metode yang pertama ini dilakukan dengan tiga besar yang meliputi laba, modal akhir, dan prive. Memang sangat sederhana sehingga cocok digunakan untuk pebisnis pemula atau unit bisnis yang tergolong kecil.
Rumusnya yaitu modal akhir yang dikurangi dengan laba dan prive seperti berikut:
- Modal Awal Bisnis = Modal Akhir – (Laba + Prive)
Keterangan:
- Modal akhir: uang dalam usaha yang didapat dari penambahan modal awal serta untung dan rugi yang kemudian dikurangi prive.
- Laba: total keuntungan yang diperoleh dari usaha yang dijalankan.
- Prive: penarikan dana dalam jumlah tertentu oleh pebisnis dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan lain di luar bisnis atau pribadi.
2. Modal Kerja, Modal Investasi, dan Modal Operasional
Metode selanjutnya adalah menggunakan metode modal kerja, modal operasional, dan modal investasi. Tak berbeda dengan sebelumnya, cara menghitung modal awal ini juga sangat mudah. Kamu hanya perlu menjumlahkan semua komponen yang ada.
Adapun untuk rumus untuk metode yang kedua ini adalah sebagai berikut:
- Modal Awal Bisnis = Modal Investasi + Modal Kerja + Modal Operasional
Keterangan:
- Modal investasi: dana untuk membeli peralatan bisnis bernilai tinggi dan pemakaian dalam jangka waktu lama.
- Modal kerja: dana yang digunakan dalam memenuhi kebutuhan barang dan peralatan untuk mengembangkan bisnis.
- Modal operasional: dana untuk memenuhi kebutuhan dalam kegiatan operasional di sebuah perusahaan.
3. Metode Operational Expenses dan Capital Expenses
Modal awal bisnis bisa dihitung dengan mudah dari capital expenses yang ditambah operational expenses. Berikut ini adalah rumus singkatnya yang bisa dijadikan sebagai acuan:
- Modal Awal Bisnis = Modal Capital Expenses + Modal Operational Expenses
Keterangan:
- Capital expenses: modal yang dibutuhkan untuk mendukung keberlangsungan suatu usaha.
- Operational expenses: modal yang dibutuhkan dalam memenuhi kepentingan operasional perusahaan.
4. Metode Pajak, Beban, Pendapatan, Modal Akhir dan Prive
Metode perhitungan modal awal ini dilakukan dengan menjumlahkan modal akhir yang dikurangi pendapatan, kemudian ditambah semua beban dan ditambah pajak beserta prive.
Rumus dalam cara menghitung modal awal yang terakhir ini seperti berikut:
- Modal Awal Bisnis = Modal Akhir – Semua Pendapatan + Semua Beban + Pajak + Prive
Keterangan:
- Beban: kewajiban yang bisa memberikan pengaruh terhadap nilai ekuitas ekonomi dalam periode tertentu.
- Pajak: iuran yang wajib dibayarkan oleh pebisnis atau pribadi kepada negara.
- Pendapatan: jumlah penghasilan secara menyeluruh dari usaha atau bisnis yang sudah dijalankan.
- Prive: penarikan dana untuk kebutuhan di luar bisnis ataupun hanya sekedar penggunaan pribadi.
- Modal akhir: keseluruhan dana yang diperoleh bisnis melalui perhitungan modal awal yang ditambah laba.
Contoh Perhitungan Modal Awal Bisnis
Supaya lebih mudah dalam memahami cara untuk menghitung modal awal, berikut ini akan diberikan contohnya. Contoh kali ini menggunakan metode kedua yang banyak digunakan karena memang lebih mudah.
Seperti misalnya, PT Mayva Mandiri akan membangun sebuah bisnis dengan detail modal seperti berikut:
1. Modal Investasi
- Komputer Rp7.000.000
- Printer Rp500.000
- Motor operasional Rp15.000.000
- Handphone kantor Rp2.000.000
Total modal investasi adalah Rp24.500.000
2. Modal Kerja
- Kertas printing Rp200.000
- Tinta printer Rp300.000
- Kebutuhan lain Rp400.000
Total modal kerja adalah Rp900.000
3. Modal Operasional
- Upah karyawan setiap bulan Rp10.000.000
- Sewa gedung setiap bulan Rp1.500.000
- Bayar PAM Rp200.000
- Bayar PLN Rp400.000
- BBM kendaraan Rp400.000
Total modal operasional adalah Rp12.500.000
Berdasarkan rincian biaya tersebut, maka PT Mayva Mandiri membutuhkan modal awal dalam jumlah:
- Modal Awal = Modal Investasi + Modal Kerja + Modal Operasional
- Rp24.500.000 + Rp900.000 + Rp12.500.000
- =Rp37.900.000
Setiap bisnis sudah pasti memiliki perhitungan modal awal yang tidak sama. Jika kamu tahu cara menghitung modal awal, tentunya bisa memperkirakan jumlah dana yang dibutuhkan dalam memulai bisnis. Bisnis bisa berjalan lancar karena memiliki persiapan dan pertimbangan yang cukup matang.
Setelah itu, kamu tinggal menyiapkan modal awal dari berbagai sumber pendanaan termasuk dana pribadi. Selain itu, bisa juga meminjam dari bank atau investor untuk mendapatkan modal usaha dalam jumlah yang besar.
Baca Juga: