Uinsuka.ac.id – Mengetahui cara menghitung IMT ibu hamil sangat penting selama masa kehamilan. Hal ini dikarenakan penambahan berat badan berlebih yang tidak sesuai perhitungan akan sangat beresiko menyebabkan komplikasi.
Sebuah penelitian menunjukkan keterkaitan antara berat badan berlebih yang dimiliki ibu hamil dengan penyakit obesitas mampu meningkatkan resiko kelahiran melalui operasi caesar, pendarahan pasca melahirkan, retensi plasenta, hingga kematian bayi baru lahir.
Bagi ibu hamil yang memiliki IMT normal, maka terdapat ukuran pertambahan berat badan ideal guna mencegah kegemukan pada usia melahirkan. Agar lebih jelas, simak artikel lengkapnya berikut.
Pengertian IMT
Berat badan bisa berpengaruh terhadap kondisi kesehatan seseorang. Cara yang sering kali digunakan untuk mengetahui status gizi yaitu dengan menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT merupakan metode pengukuran berat tubuh manusia yang ideal.
Sebelum mempersiapkan kehamilan, hal yang perlu diperhatikan yaitu status gizi. IMT yang menunjukkan angka normal akan berpengaruh terhadap kesuburan dan kehamilan. Berbagai resiko kehamilan sangat meningkat apabila ibu hamil memiliki IMT yang tidak ideal.
Guna mendapatkan berat badan yang ideal saat masa kehamilan, maka ibu hamil dianjurkan mengonsumsi berbagai makanan bergizi tinggi agar bisa mencukupi kebutuhan tubuh yang nantinya berdampak pada kesehatan ibu dan bayi.
Jadi, berat badan selama masa kehamilan harus meningkat guna mencukupi kebutuhan gizi ibu serta janin hingga sebagai persiapan menyusui.
Standar IMT Ibu Hamil
Kenaikan berat badan selama kehamilan merupakan hal yang wajar bagi setiap ibu hamil. Perubahan berat badan dapat diakibatkan karena berat janin, volume darah serta cairan yang meningkat, cadangan lemak tubuh, hingga pembesaran payudara sebagai persiapan menyusui.
Ibu hamil perlu diperhatikan asupan nutrisinya dengan baik. Gejala awal yang sering terjadi di awal trimester dapat mengakibatkan status gizi menurun. Ibu hamil sering kali mengalami morning sickness, seperti mual, muntah, kehilangan nafsu makan di pagi hari, hingga pusing.
Tidak hanya demi kesehatan ibu hamil, dengan mengetahui status gizi yang baik juga memiliki pengaruh cukup besar terhadap janin. Oleh karena itu, pemeriksaan status gizi untuk ibu hamil sangat penting dipantau selama masa kehamilan.
Berikut standar IMT ibu hamil yang perlu diketahui:
1. IMT Dibawah 18,5
Jika perhitungan IMT menunjukkan angka di bawah 18,5, maka artinya dalam kategori kekurangan berat badan atau underweight. Oleh sebab itu, kenaikan berat badan yang dianjurkan selama hamil yaitu 12 hingga 18 kg.
2. IMT antara 18,5 – 24,9
Jika perhitungan IMT misalnya menunjukkan angka antara 18,5 hingga 24,9, maka bobot tubuh dalam kategori ideal. Untuk itu, kenaikan berat badan yang dianjurkan selama hamil yaitu 11 hingga 16 kg.
3. IMT antara 25 – 29,9
Jika hasil perhitungan IMT berkisar antara 25-29,9, maka berada dalam kategori kelebihan berat badan atau overweight. Untuk itu kenaikan berat badan yang dianjurkan selama hamil tidak terlalu banyak, yaitu sekitar 7 hingga 11 kg.
4. IMT Diatas 30
Jika perhitungan IMT menghasilkan angka di atas 30, maka harus waspada karena berada dalam kategori obesitas. Untuk itu, kenaikan berat badan selama masa kehamilan harus benar-benar dikontrol di angka sekitar 5 hingga 9 kg saja.
Bagi ibu hamil yang mengandung janin kembar, maka dianjurkan memiliki kenaikan berat badan yang ideal sekitar 11,5 hingga 24,5 kg selama mengandung.
Cara Menghitung IMT Ibu Hamil
Kenaikan berat badan pada ibu hamil pasti berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi fisik setiap ibu hamil. Untuk penambahan berat badan selama kehamilan harus benar-benar diperhatikan supaya mencapai berat badan ideal, tidak kurang dan tidak lebih dari yang dianjurkan.
Apabila ibu hamil mengalami kenaikan berat badan yang berlebihan ataupun sebaliknya, maka akan berdampak pada perkembangan janin di dalam perut. Ibu hamil wajib mengetahui indikator kesehatan yang berhubungan dengan kenaikan berat badan, yaitu IMT.
IMT ibu hamil dapat dihitung dari tinggi badan serta berat badan sebelum kehamilan. Adapun rumus menghitung IMT yaitu sebagai berikut:
- IMT = Berat badan : (tinggi badan x tinggi badan)
Sebagai contoh cara menghitung IMT ibu hamil, misalnya Bu Ani sebelum hamil memiliki berat badan sebesar 47 kg. Kemudian, tinggi badannya yaitu 157 cm. Hitung IMT Bu Ani!
Caranya yaitu menggunakan rumus.
- IMT = berat badan : (tinggi badan x tinggi badan)
- IMT = 47 : (1,55 x 1,55)
- IMT = 47 : 2,425
- IMT = 19,4
Jadi, IMT masuk dalam kategori ideal dan ibu hamil dianjurkan untuk menambah berat badan sekitar 11 hingga 16 kg selama masa kehamilan.
Penyebab Kenaikan Berat Badan Tidak Normal
Kenaikan berat badan yang tidak normal dan optimal dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, di antaranya:
1. Status Gizi Pra-kehamilan
Jika ibu hamil yang memiliki berat badan berlebih sebelum masa kehamilan, maka memiliki resiko tinggi kenaikan berat badan melebihi batasan yang dianjurkan. Karena itu, saat awal kehamilan berat badannya akan terus mengalami kenaikan.
2. Konsumsi Makanan Tidak Adekuat
Asupan makanan tidak adekuat maksudnya yaitu kekurangan atau berlebihan sehingga mempengaruhi berat badan ibu hamil yang tidak optimal. Kurangnya asupan makanan dapat disebabkan oleh kondisi mual ibu hamil, sehingga nafsu makan berkurang.
Sedangkan kelebihan asupan makanan disebabkan oleh konsumsi makanan serta minuman manis yang bisa mengakibatkan kenaikan berat badan ibu hamil melebihi batas yang dianjurkan.
Resiko IMT Ibu Hamil yang Tidak Normal
Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa obesitas adalah masalah utama yang patut menjadi perhatian selama kehamilan. Resiko komplikasi kehamilan yang berhubungan dengan obesitas pra-kehamilan meningkatkan resiko operasi caesar hingga kenaikan berat badan janin yang berlebih.
Bagi sebagian besar ibu hamil, kenaikan berat badan yang pesat terjadi di trimester ketiga ketika bayi mengalami pertumbuhan yang cepat. Oleh karena itu, cara menghitung IMT ibu hamil memang perlu diketahui.
Dengan angka IMT yang tinggi di trimester ketiga masa kehamilan, kemungkinan resiko komplikasi sangat tinggi, terlebih jika angka IMT di atas 30. Beberapa resiko yang mungkin dialami jika memiliki IMT berlebih yaitu:
- Operasi caesar
- Cacat lahir
- Komplikasi dari anestesi
- Pembekuan darah
- Infeksi saluran kemih
- Kematian bayi saat lahir
- Diabetes
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka ibu hamil perlu mengatur pola makan dengan cara berikut:
- Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dan bervariasi dengan takaran 1 porsi lebih banyak dari porsi makan sebelum hamil.
- Mencukupi kebutuhan air minum di masa kehamilan, yaitu sekitar 10 gelas per hari.
- Untuk mengatasi mual, muntah, hingga kehilangan nafsu makan, maka disarankan mengkonsumsi makanan yang tidak berlemak dengan porsi kecil, namun sering. Misalnya buah, singkong, roti, ubi, serta biskuit.
Memahami cara menghitung IMT ibu hamil juga patut diperhatikan guna mengetahui status gizi ibu hamil yang bisa berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam perut. Hal ini juga dapat meminimalisir berbagai dampak buruk yang terjadi terkait dengan masalah berat badan.
Baca Juga: