Uinsuka.ac.id – Bicara mengenai dunia bisnis dan investasi tentu tidak akan jauh dari istilah BEP (Break Even Point). Akan tetapi, ternyata tidak semua paham mengenai istilah tersebut. Padahal penting sekali bagi pelaku bisnis untuk memahami bagaimana cara menghitung BEP rupiah dan unit.
Break event point menjadi salah satu tolok ukur dalam keberhasilan usaha maupun investasi. Lantas, apa itu BEP dan bagaimana cara menghitung serta menganalisisnya? Pada ulasan berikut akan dibahas mengenai break even point.
Definisi BEP
Break even point (BEP) sering juga disebut dengan titik impas atau balik modal dalam suatu usaha. BEP juga dapat didefinisikan sebagai keadaan dimana total perkiraan biaya keseluruhan sama dengan nilai pendapatan yang berhasil diperoleh.
Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan kerugian pada suatu perusahaan telah dilalui. Akan tetapi, ketika berada di posisi BEP perusahaan belum mengalami keuntungan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa BEP merupakan indikator bahwa hasil penjualan telah berhasil mengcover biaya produksi.
Konsep Titik Impas
Sebelum mempelajari cara menghitung BEP rupiah sebaiknya kamu paham terlebih dahulu mengenai konsep titik impas. Dalam dunia bisnis perhitungan BEP akan bergantung pada konsep yang dipakai. Terdapat beberapa asumsi dasar dalam menentukan titik impas, diantaranya ialah:
- Biaya yang digunakan dalam proses produksi harus dikelompokkan ke dalam biaya variabel dan biaya tetap.
- Perubahan volume produksi akan mempengaruhi nominal biaya variabel secara total. Sedangkan biaya tetap tidak akan mengalami perubahan jika tidak dilakukan kebijakan baru mengenai produksi.
- Meskipun ada perubahan kegiatan, biaya tetap tidak akan berubah, sedangkan biaya tetap per unit dapat mengalami perubahan.
- Dalam BEP jumlah produk yang telah diproduksi selalu dianggap terjual pada konsumen.
- Perusahaan memproduksi dan menjual satu jenis produk, jika lebih dari satu jenis produk maka perimbangan pada hasil penjualan setiap produk akan tetap.
Rumus dan Cara Menghitung BEP Rupiah
Pengertian BEP rupiah adalah titik impas atau kondisi balik modal yang diperhitungkan dari harga jual dengan satuan rupiah. Rumus yang digunakan untuk menghitung BEP rupiah ialah sebagai berikut:
- BEP rupiah = biaya tetap produksi / (harga per unit – biaya variabel per unit) x harga per unit
Atau
- BEP rupiah = biaya tetap produksi / (margin kontribusi per unit x harga per unit)
Supaya lebih paham mengenai cara menghitung BEP rupiah sebaiknya kamu memperhatikan contoh studi kasus perhitungan berikut:
- PTLF Jaya akan memproduksi truk mainan yang berbahan dasar kayu. Perusahaan ingin mengetahui berapa banyak unit truk mainan yang harus diproduksi dan dijual agar meraih titik BEP.
Dalam proses produksinya perusahaan membutuhkan biaya tetap sebesar Rp900 juta dan biaya variabel yang dikeluarkannya ialah sebesar Rp2,5 juta.
Harga truk mainan per unit akan dijual seharga Rp5 juta. Tentukan pendapatan yang harus diperoleh perusahaan agar dapat mencapai titik BEP!
Penyelesaian:
- BEP rupiah = biaya tetap produksi / (harga per unit – biaya variabel per unit) x harga per unit
- BEP rupiah = 900.000.000 / (5.000.000 – 2.500.000) x 5.000.000
- BEP rupiah = 1.800.000.000 atau Rp1,8 miliar
Berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai titik BEP PT.PTLF Jaya harus mampu memperoleh pendapatan atau hasil penjualan sebesar Rp1,8 miliar. Dengan nominal tersebut dapat dikatakan perusahaan belum memperoleh keuntungan.
Manfaat BEP
Pelaku bisnis akan memperoleh berbagai manfaat yang cukup luas dalam mendukung bisnisnya jika memahami konsep BEP. Oleh karena itu, konsep ini memang harus dipahami dengan baik, terutama oleh pebisnis atau pengusaha.
Berikut beberapa manfaat yang akan diperoleh setelah mengetahui cara menghitung dan menganalisis BEP:
1. Memahami Harga
BEP menjadi salah satu analisis yang sangat berharga dan bermanfaat bagi perusahaan. Dengan adanya BEP, perusahaan jadi tahu harus memproduksi dan menjual barang seberapa agar dapat memperoleh keuntungan.
BEP dapat menentukan suatu produk terlalu berisiko untuk dipasarkan atau sudah layak untuk dipasarkan. Selain itu, BEP juga berguna untuk menunjukkan berapa pendapatan yang akan diperoleh perusahaan setiap tingkat output.
2. Mengurangi Risiko
Konsep perhitungan BEP dapat membantu perusahaan dana meminimalisir resiko. Dimana hal ini BEP berperan sebagai pemandu, seperti menentukan lini produksi mana yang tidak mungkin berhasil atau menjauh dari investasi.
3. Menetapkan Target Pendapatan
Salah satu alat yang dapat digunakan untuk menentukan sasaran atau target yang tepat ialah analisis BEP. Sasaran pendapatan akan lebih mudah diputuskan jika kamu mempunyai kerangka waktu dan jumlah produksi yang tepat.
4. Memperoleh Dana
Analisis BEP seringkali dijadikan sebagai strategi perusahaan dalam proses mengumpulkan dana. Dimana ketika ingin mendapatkan pendanaan, baik untuk startup maupun perusahaan harus melakukan studi impas terhadap bisnis yang dibuat terlebih dahulu.
Studi impas yang rendah pada suatu bisnis akan lebih memudahkan dalam memperoleh pendanaan atau mengambil hutang.
Faktor yang Dapat Meningkatkan BEP
Cara menghitung BEP rupiah perlu dilakukan oleh pelaku usaha sebelum memulai kegiatan produksi. Hal ini bertujuan agar dapat mengetahui target produk yang harus berhasil diproduksi dan dijual untuk menutup biaya modal pada periode tertentu.
Dalam melakukan perhitungan BEP perusahaan harus paham juga mengenai faktor-faktor yang dapat meningkatkan BEP. Tujuannya ialah supaya terhindar dari kerugian yang tentunya tidak diinginkan oleh setiap pelaku usaha. Berikut ini beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat BEP:
1. Kenaikan Biaya Produksi
Meningkatnya biaya produksi menjadi hal yang cukup menantang ketika menjalankan bisnis. Peningkatan biaya yang dimaksud mulai dari biaya bahan baku hingga biaya variabel. Lebih dikhawatirkan lagi jika peningkatan biaya produksi ini tidak diiringi dengan peningkatan permintaan.
Perusahaan yang berada di kondisi tersebut maka nilai BEP-nya akan naik juga. Hal ini dikarenakan terdapat biaya tambahan sehingga untuk mencapai titik impas nilai BEP-nya hrus naik. Kenaikan yang dialami ini tidak hanya dari biaya produksi saja, melainkan juga dari sewa gedung dan gaji karyawan.
2. Perbaikan Peralatan Produksi
Ketika ada alat pendukung atau peralatan produksi yang bermasalah maka kegiatan produksi dapat berhenti atau tertunda. Hal ini tentu saja akan berimbas pada BEP jika proses produksi tetap dilanjutkan.
Kerusakan mesin akan mengakibatkan target produksi yang ingin dicapai pada waktu tertentu tidak berhasil. Sehingga jika ingin tetap berhasil perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan untuk memperbaiki mesin yang rusak.
3. Peningkatan Penjualan
Peningkatan penjualan atau permintaan tentu akan mengakibatkan perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan. Dimana biaya tambahan ini digunakan untuk memperbanyak produksi agar permintaan konsumen dapat terpenuhi.
Maka dari itu, BEP perusahaan akan mengalami peningkatan guna untuk menutupi biaya tambahan yang dikeluarkan oleh perusahaan. Faktor ini menjadi faktor yang paling mudah untuk dimengerti oleh seluruh pelaku bisnis.
Konsep BEP dapat dijadikan sebagai pedoman pelaku usaha dalam setiap pengambilan keputusan. Oleh karena itu, pebisnis wajib mengetahui cara menghitung BEP rupiah. Tidak hanya itu, faktor yang dapat meningkatkan nilai BEP pun menjadi hal yang penting untuk dipelajari.
Baca Juga: