Uinsuka.ac.id – Laju inflasi sangat erat kaitannya dengan investasi karena naik turunnya nilai mata uang dipengaruhi oleh hal tersebut. Dengan memantau laju inflasi setiap bulan dan tahunnya melalui cara menghitung laju inflasi, maka kamu bisa memperkirakan keuntungan investasi yang bisa didapatkan.
Secara umum, cara untuk menghitung laju inflasi ini dapat menggunakan tiga metode, yaitu Indeks Harga Konsumen (IHK), Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB), dan Produk Domestik Bruto (PDB). Metode yang paling sering dan mudah digunakan adalah Indeks Harga Konsumen atau IHK.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik atau BPS, apabila harga barang dan jasa mengalami peningkatan maka nilai inflasi juga naik. Inilah sebabnya kamu harus terus memantau kenaikan inflasi setiap bulan maupun setiap tahun.
Definisi Inflasi Menurut Beberapa Sumber
Sebelum membahas cara menghitung laju inflasi, perlu diketahui apa itu inflasi. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), inflasi merupakan kemerosotan atau turunnya nilai mata uang kertas akibat cepatnya peredaran yang tersebut sehingga menyebabkan harga barang-barang yang dijual naik.
Sedangkan menurut BPS, inflasi didefinisikan sebagai kecenderungan naiknya harga barang maupun jasa secara umum dan berkelanjutan. Saat harga barang dan jasa di pasaran naik maka nilai mata uang akan turun yang mengakibatkan krisis perekonomian.
Definisi inflasi merupakan keadaan di mana naiknya harga barang dan jasa secara umum dan dalam jangka waktu tertentu yang mengakibatkan nilai mata uang terus merosot. Kebalikan dari kondisi inflasi adalah deflasi yaitu naiknya harga mata uang sehingga harga barang dan jasa jadi lebih murah kembali.
Iskandar Putong juga mengatakan bahwa inflasi yang terjadi dengan fenomena naiknya harga barang, jasa, dan komoditi secara umum diakibatkan oleh tidak sesuainya program sistem pengadaan seperti produksi, penentuan harga, dan percetakan uang dengan pendapatan masyarakat.
Dengan begitu, masyarakat banyak mengeluh kebutuhan pokok mahal dari biasanya dan perekonomian semakin sulit.
Penyebab Inflasi Terjadi
Inflasi tentunya terjadi akibat beberapa alasan kuat yang membuat nilai mata uang terus merosot dan membuat harga barang, jasa dan kebutuhan pokok jadi naik.
1. Meningkatnya Permintaan Agregat
Permintaan agregat mengalami kenaikan karena meningkatnya belanja pemerintah, meningkatnya barang untuk diekspor, dan bertambahnya barang-barang bagi kebutuhan swasta. Ketika keadaan tersebut berjalan terus menerus, maka inflasi akan semakin meningkat dan nilai mata uang merosot.
2. Meningkatnya Biaya Produksi
Biaya produksi yang meningkat juga menyebabkan kenaikan harga inflasi. Hal ini disebabkan oleh harga bahan baku untuk produksi tersebut meningkat, sehingga harga barang yang dijual semakin tinggi dan mahal dari biasanya.
3. Uang yang Beredar Semakin Banyak
Banyaknya jumlah uang yang beredar juga memicu terjadinya inflasi. Ketika barang dan jasa yang tersedia jumlahnya masih sama, namun uang yang beredar dua kali lipatnya maka harga barang tersebut akan ikut naik dua kali lipat pula.
4. Adanya Inflasi Campuran
Inflasi campuran adalah ketidak seimbangan antara penawaran dan permintaan sehingga harga barang dan jasa terus meningkat dan inflasi pun terjadi.
5. Inflasi Ekspektasi
Inflasi yang satu ini merupakan akibat dari perilaku masyarakat yang berasumsi bahwa kondisi ekonomi di masa depan akan lebih baik, padahal inflasi terus terjadi dan nilai mata uang terus turun. Penyebab inflasi ini sering terjadi di Indonesia karena banyak sekali masyarakat yang berpendapat seperti itu.
Cara Menghitung Laju Inflasi
Cara menghitung laju dari inflasi berguna bagi seorang investment, orang yang bekerja di bidang keuangan dan perekonomian maupun masyarakat. Hal tersebut dikarenakan apabila inflasi tidak terpantau dengan baik, akan sulit untuk menghadapi kemerosotan nilai mata uang.
Rumus yang biasa dipakai dalam menghitung laju inflasi adalah Indeks Harga Konsumen atau IHK. IHK merupakan indeks harga atau nominal harga rata-rata makanan, minuman, perumahan, produk barang dan jasa serta berbagai macam produk yang konsumsi rumah tangga.
IHK sendiri digunakan sebagai indikator inflasi oleh Badan Pusat Statistik Indonesia dengan rumus sebagai berikut:
- Nilai Laju Inflasi (LI) = (IHK bulan yang dituju – IHK bulan sebelumnya) / IHK bulan sebelumnya) x 100%
Contoh perhitungannya, misalkan nilai Indeks Harga Konsumen pada Januari 2022 adalah 130,75 sedangkan Indeks Harga Konsumen pada bulan Februari 2022 adalah 140,50 maka nilai laju inflasi dapat dihitung berikut ini.
- LI = ((IHK bulan Februari – IHK bulan Januari) / (IHK bulan Januari)) x 100%
- LI = ((140,50 – 130,75) / (130,75)) x 100%
- LI = 7,45
Maka nilai inflasi pada bulan Februari di tahun 2022 adalah 7,45. Sama dengan perhitungan nilai inflasi bulanan, untuk cara menghitung laju inflasi tahunan dihitung melalui data IHK tahun sekarang dan IHK tahun sebelumnya.
Strategi Menurunkan Laju Inflasi
Laju inflasi dapat diturunkan dengan beberapa cara berikut ini. Saat laju inflasi turun, maka harga barang-barang yang dijual akan stabil kembali sehingga krisis ekonomi dapat diatasi lebih awal.
1. Menetapkan Harga secara Maksimal
Harga barang tiba-tiba saja naik drastis ketika laju inflasi meningkat, sehingga perlu diturunkan agar harga tersebut stabil dan tidak menyusahkan masyarakat. Caranya adalah dengan menetapkan harga maksimum untuk produk tersebut berdasarkan Harga Ecer Tertinggi atau HET.
2. Mengawasi Jalur Distribusi Produk
Selain menetapkan harga maksimal produk, jalur distribusi yang dilalui produk tersebut juga perlu diawasi agar tidak terjadi peningkatan harga terlalu tinggi. Terjadinya inflasi tentunya menguntungkan pengusaha karena mendapatkan keuntungan lebih banyak namun menyusahkan masyarakat.
Contoh sederhananya adalah barang yang dibutuhkan menjadi langka dan sulit untuk ditemukan, sehingga harga barang terus naik. Agar hal tersebut dapat dihindari maka pemerintah perlu mengawasi jalur distribusi produk dan dapat diketahui pendistribusiannya secara transparan.
3. Menambah Jumlah Pasokan Produk
Harga barang yang tinggi bisa disebabkan oleh kurangnya ketersediaan dan fenomena inflasi terus meningkat. Dalam mengatasi masalah seperti ini, pemerintah harus meminta pengusaha untuk meningkatkan jumlah produk yang akan didistribusikan kepada masyarakat.
4. Menerima Masuknya Barang Impor
Ketika pasokan barang dalam negeri tidak mencukupi kebutuhan masyarakat, maka solusi selanjutnya adalah memanfaatkan ketersediaan barang impor. Hal ini dapat membantu untuk memenuhi permintaan pelanggan dan naiknya nilai inflasi bisa dihindari dengan cepat.
Macam-macam Inflasi
Ada beberapa macam inflasi yang wajib untuk diketahui sehingga lebih mudah dalam mengatasi masalah keuangan tersebut. Berdasarkan sifatnya, inflasi dibagi menjadi inflasi ringan, sedang, berat dan sangat berat. Penjelasan untuk masing-masing inflasi tersebut dirangkum dalam uraian berikut:
- Inflasi ringan, yaitu inflasi yang lajunya cukup rendah atau lama, kira-kira kurang dari 10% selama kurun waktu 1 tahun.
- Inflasi sedang, merupakan inflasi yang lebih tinggi dari inflasi ringan. Angka inflasi ini berada pada kisaran 10 sampai 30% dalam satu tahun.
- Inflasi berat, termasuk ke dalam inflasi yang cukup sulit untuk diatasi karena sudah mencapai nilai 30-100% selama 1 tahun.
- Inflasi sangat berat, adalah inflasi paling sulit untuk diatasi karena sudah melebihi 100% dan ditandai oleh kondisi ekonomi yang cukup parah.
Dengan melihat berbagai macam inflasi tersebut, dapat diketahui bahwa nilai inflasi yang masih berada dalam rentang 10 sampai 30% masih bisa diatasi dengan beberapa cara di atas. Akan tetapi, jika nilai inflasi sudah mendekati 100% atau lebih, akan semakin sulit untuk diselesaikan seperti semula.
Setelah mengetahui cara menghitung laju inflasi, kamu dapat memperkirakan bagaimana kondisi keuangan dan ekonomi negara dengan keuntungan investasi yang didapatkan. Kemudian kamu juga memperoleh informasi tentang keadaan ekonomi di Indonesia.
Baca Juga: