2 Cara Menghitung Current Ratio, Rumus, Contoh

Uinsuka.ac.id – Current ratio atau yang sering disebut dengan rasio lancar dapat digunakan pada saat proses evaluasi kemampuan perusahaan. Evaluasi ini harus dilakukan oleh setiap perusahaan, agar mereka dapat membayar kewajiban jangka pendeknya. Jadi, ketahui bagaimana cara menghitung current ratio.

Umumnya, kewajiban jangka pendek perusahaan seperti upah dan utang akan dihitung dengan membagi aset lancar dan kewajiban lancar. Ketika hasil dari perhitungan tersebut semakin tinggi, hal ini dapat membuat posisi keuangan perusahaan juga semakin kuat.

Istilah current ratio atau rasio lancar itu sendiri sudah terdengar familiar bagi sebagian besar pelaku usaha di Indonesia. Namun, di sini kami akan membagikan penjelasannya lagi, karena tidak menutup kemungkinan masih ada beberapa orang yang belum mengetahuinya.

Apa itu Current Ratio?

Current ratio sering diartikan sebagai alat ukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Metode perhitungan ini lebih sering dilakukan oleh investor, kreditur, dan trader yang sedang bekerja sama dengan perusahaan tersebut.

Alasan mengapa seorang investor, kreditur, dan trader disarankan untuk melakukan metode perhitungan ini adalah agar mereka bisa mengetahui tingkat kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya tersebut.

Sebab, current ratio memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap harga saham yang sedang dibeli oleh para investor. Semakin tinggi nilainya, hal ini dapat mendorong peningkatan kualitas saham tersebut. Umumnya, metode perhitungan ini dilakukan pada perusahaan yang sektornya sama.

Jadi, metode perhitungan current ratio usaha ini tidak hanya wajib diketahui oleh para pelaku usaha saja, tapi juga semua pihak yang bersangkutan dengan perusahaan itu.

Baca Juga:  Cara Menghitung PPh Pasal 4 Ayat 2 Jasa Konstruksi

Cara Menghitung Current Ratio pada Laporan Keuangan

Sama halnya seperti perhitungan data lainnya yang ada pada laporan keuangan perusahaan, current ratio juga memiliki rumus tersendiri yang wajib diketahui oleh semua orang. Berikut adalah rumus yang tepat untuk menghitung current ratio pada laporan keuangan perusahaan:

  • Current ratio = Aset lancar / Kewajiban lancar

Rumus ini berbeda dengan rumus perhitungan quick ratio yang juga penting bagi perkembangan suatu bisnis. Meski begitu, quick ratio memiliki perbedaan dengan current ratio yang terletak pada komponen aktiva lancarnya. Jadi, kamu tidak boleh tertukar ketika memahami tentang kedua istilah ini.

Contoh Cara Menghitung Current Ratio Perusahaan

Setiap perusahaan pasti memiliki kemampuan membayar kewajiban jangka pendek yang berbeda-beda, sehingga para investor, kreditur, dan trader diwajibkan untuk mengetahui cara menghitung rasio lancar perusahaan. Untuk lebih memahami tentang rumus di atas, berikut kami bagikan contohnya:

1. Contoh Pertama

Perusahaan A memiliki total aset lancar yang berjumlah Rp350.000.000,- dan total kewajiban lancar yang sebesar Rp175.000.000,-. Lantas, berapakah rasio lancar dari perusahaan A tersebut? Berikut jawabannya:

  • Current ratio = Aset lancar yang dimiliki perusahaan / kewajiban lancar yang dimiliki perusahaan
  • Current ratio = Rp350.000.000 / Rp175.000.000
  • Current ratio = 2

Dengan melihat hasil dari perhitungan tersebut, dapat dipastikan bahwa perusahaan A memiliki 2 kali lipat aset lancar dibanding kewajiban lancarnya. Dengan begitu, hasil dari rasio lancar ini bisa membuktikan bahwa perusahaan memiliki likuiditas yang baik dan wajib dipertimbangkan oleh investor.

2. Contoh Kedua

PT Anak Bangsa memiliki total aset lancar yang senilai Rp200.000.000,- dan total kewajiban lancar sebesar Rp150.000.000,-. Dengan melihat jumlah aset dan kewajiban PT Anak Bangsa tersebut, hitunglah rasio lancarnya!

  • Current ratio = Aset lancar yang dimiliki perusahaan / kewajiban lancar yang dimiliki perusahaan
  • Current ratio = Rp200.000.000 / Rp150.000.000
  • Current ratio = 1,3
Baca Juga:  Cara Menghitung Persentase Penurunan Secara Manual dan Excel

Jika dibandingkan dengan contoh yang pertama, maka jumlah rasio lancar PT Anak Bangsa lebih sedikit. Meski begitu, hal ini tidak membuat PT Anak Bangsa memiliki likuiditas yang jelek. Sebab, rasio lancar dari perusahaan ini masih berada di atas angka satu.

3. Contoh Ketiga

Perusahaan B memiliki kas yang senilai Rp5.000.000.000,-, investasi jangka pendek Rp1.000.000.000,-, dan persediaan Rp20.000.000.000,-. Di lain sisi, perusahaan ini juga memiliki utang jangka pendek yang senilai Rp10.000.000.000,-. Lantas, berapa current ratio perusahaan ini?

  • Current ratio = Aset lancar yang dimiliki perusahaan / kewajiban lancar yang dimiliki perusahaan
  • Current ratio = (Rp5.000.000.000 + Rp1.000.000.000 + Rp20.000.000.000) / Rp10.000.000.000
  • Current ratio = Rp26.000.000.000 / Rp10.000.000.000
  • Current ratio = 2,6

Hasil dari perhitungan tersebut dapat membuktikan bahwa perusahaan B memiliki likuiditas yang baik, karena ketika hasilnya lebih dari 1, hal tersebut dapat menjadi bukti bahwa perusahaan memiliki aset lancar yang cukup untuk membayar kewajiban lancarnya.

4. Contoh Keempat

Total aset lancar dari PT Suka Jaya adalah Rp10.000.000.000,- dan kewajiban lancarnya berjumlah Rp11.000.000.000,-. Hitunglah current ratio yang dimiliki oleh PT Suka Jaya tersebut!

  • Current ratio = Aset lancar yang dimiliki perusahaan / kewajiban lancar yang dimiliki perusahaan
  • Current ratio = Rp10.000.000.000 / Rp11.000.000.000
  • Current ratio = 0,9

Karena total aset lancar dari PT Suka Jaya lebih kecil dibanding total kewajiban lancarnya, hal ini membuat perusahaan tersebut memiliki current ratio yang cukup buruk. Jadi, para investor perlu mempertimbangkan kembali ketika hendak menanamkan modalnya di sini.

Analisis Current Ratio

Tidak hanya cara menghitung current ratio saja yang wajib kalian tahu, tapi analisis mengenai hal ini juga perlu diketahui, karena aktivitas ini dapat memberikan gambaran yang cukup jelas terkait kemampuan perusahaan dalam memenuhi pembayaran kewajiban lancarnya.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan saat kamu harus menganalisis current ratio dari perusahaan tertentu:

Baca Juga:  Cara Menghitung Kemiringan Jalan

1. Perbandingan dengan Industri yang Serupa

Para investor, kreditur, maupun trader dapat membandingkan hasil current ratio milik satu perusahaan dengan perusahaan lain yang masih bergerak di bidang yang sama. Hal ini perlu dilakukan agar mereka bisa tahu seberapa baik dan buruknya kemampuan perusahaan tersebut.

Apabila hasil current ratio dari satu perusahaan lebih buruk dibanding perusahaan pesaing lainnya, maka perusahaan tersebut harus melakukan evaluasi lebih lanjut lagi.

2. Tren Perubahan

Selain perbandingan dengan perusahaan yang bergerak di bidang yang sama, tren perubahan juga perlu diperhatikan ketika hendak menghitung current ratio dari perusahaan tertentu. Pada dasarnya, current ratio perusahaan bisa mengalami perubahan seperti peningkatan, penurunan, atau stabil.

Pada saat current ratio perusahaan mengalami penurunan, maka perubahan ini harus segera dievaluasi untuk mengetahui penyebabnya. Dengan begitu, perusahaan bisa lebih mudah untuk mencari tahu apa solusi terbaiknya.

3. Perbandingan dengan Standar Keuangan Bisnis

Ada 2 jenis standar keuangan dalam bisnis yang dapat dijadikan sebagai perbandingan current ratio perusahaan, yaitu standar internal dan standar regulator perusahaan. Dengan membandingkan hasil current ratio tersebut, perusahaan bisa memperoleh gambaran yang lebih jelas untuk mencapai target.

Namun, penting untuk banyak orang tahu bahwa sebenarnya masih ada banyak rasio keuangan yang bisa digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan yang dimiliki perusahaan. Jadi, dapat dipastikan bahwa tidak hanya current ratio saja yang bisa digunakan.

Current ratio memiliki peran yang sangat penting untuk menjaga kualitas keuangan dari sebuah perusahaan. Maka dari itu, pelaku usaha, investor, kreditur, maupun trader diwajibkan untuk memahami cara menghitung current ratio seperti yang ada di artikel ini.

Baca Juga: