Uinsuka.ac.id – Agar bisa mencapai keseimbangan pengeluaran, pemasukan, dan laba yang didapatkan, diperlukan adanya kalkulasi yang tepat sebelum melakukan sebuah distribusi. Terutama di bagian keuntungan. Cara menghitung untung jualan dengan rumus sebenarnya tidak terlalu sulit.
Hanya saja, dibutuhkan kecermatan dalam mengelola setiap komponen yang ada. Dengan begitu, kamu bisa mendapatkan nominal keuntungan sesuai dengan keadaan dan keinginan. Pun perhitungan untung jualan ini tidak hanya bisa diterapkan pada satu jenis kategori barang saja.
Melainkan, bisa diterapkan pada berbagai kategori jenis barang lainnya yang akan kamu jual. Bagi kamu yang baru memulai berdagang, pastikan untuk mencatat segala yang terjadi di bisnismu. Mulai dari pengeluaran dana, produk terjual, nominal yang didapatkan hari ini, dan lain sebagainya.
Cara Menghitung Untung Jualan dengan Rumus
Untuk bisa menghitung untung jualan sebenarnya hanya dibutuhkan satu rumus. Namun yang menjadi perhatian di sini bukanlah rumus tersebut. Melainkan, ada sejumlah langkah yang harus diikuti agar bisa mendapatkan nominal keuntungan jualan tersebut.
Oleh karena itu, kamu tidak hanya sekadar langsung mengurangi, menjumlah, mengali, atau membagi angka-angkanya saja. Namun juga harus memahami sejumlah komponen lainnya. Coba terapkan cara menghitung untung jualan melalui langkah-langkah berikut ini.
1. Identifikasi Setiap Item Biaya Produksi
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi biaya produksi secara rinci. Apa itu biaya produksi? Biaya produksi adalah jumlah uang yang harus dikeluarkan untuk memproduksi barang yang akan dijual.
Biasanya, identifikasi item biaya produksi ini sangat dibutuhkan ketika seseorang memproduksi barang dagangannya sendiri. Semakin besar biaya produksi yang dikeluarkan, maka semakin rendah pula laba yang akan didapatkan.
Maka dari itu, biaya produksi ini harus diperhitungkan ketika memproduksi barang dagangan secara mandiri. Dalam berbisnis, terdapat dua jenis biaya produksi yang harus diketahui terlebih dahulu, yakni biaya tetap atau fixed cost dan biaya variabel atau carriable cost.
- Biaya tetap adalah jenis-jenis biaya yang nilainya akan selalu tetap. Tidak berubah sesuai dengan kondisi. Contoh biaya tetap ini seperti gaji karyawan, biaya sewa Gedung, biaya listrik, dan lain sebagainya.
- Biaya variabel adalah kebalikan dari biaya tetap. Jadi, jenis-jenis biaya yang ada di dalamnya adalah biaya dengan nominal yang selalu berubah-ubah. Seperti biaya pengiriman , biaya bahan baku, dan lain sebagainya.
2. Tentukan Jumlah Harga Pokok Produksi (HPP)
Harga pokok produksi adalah jumlah keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Untuk bisa menentukan hal ini, pebisnis bisa mengidentifikasi target pasar dan daya beli mereka. sebab semakin rendah daya beli masyarakat, maka HPP juga tidak boleh terlalu tinggi.
Untuk mendapatkan kalkulasi yang lebih paten, kamu bisa menggunakan rumus HPP, yakni total bahan baku dijumlah dengan total produksi dikali BTKL ditambah overhead pabrik ditambah saldo akhir persediaan dikali dengan saldo persediaan awal yang dikurangi dengan saldo persediaan akhir.
3. Identifikasi Saldo Persediaan Awal dan Akhir
Cara menghitung untung jualan selanjutnya adalah dengan mengidentifikasi saldo persediaan awal dan akhir. Persediaan awal merujuk pada total bahan baku yang ada di awal periode dan di akhir periode sebelumnya yang tercatat dalam laporan neraca.
4. Hitung Penjualan Bersih
Selanjutnya, hitung penjualan bersih yang telah didapatkan. Penjualan bersih itu terdiri dari penjualan kotor, retur penjualan, dan potongan penjualan. Maka jika digambarkan dalam rumus adalah total penjualan dikurangi potongan penjualan dikurangi retur penjualan.
5. Menyusun Laporan Laba Rugi
Tahap terakhir adalah Menyusun laporan laba rugi guna mempermudah dalam menentukan harga jual untuk konsumen. Laporan laba rugi ini cukup penting untuk dibuat, karena akan mempengaruhi besar kecilnya keuntungan yang akan diperoleh dan pengembalian modal itu sendiri.
Contoh Kalkulasi Untung Jualan Makanan
Setelah memahami apa saja yang perlu disiapkan untuk menghitung untung jualan, kini saatnya mempraktikkan kalkulasi itu terhadap bisnismu. Agar lebih mudah, perhatikan cara menghitung untung jualan makanan dengan rumus terlebih dahulu sebelum menghitung untung jualan bisnismu.
Rara mendirikan usaha Bernama Sedap Terus dan menjual produk dumpling beku yang dijual dalam kemasan box. Dalam satu bulan, perusahaannya mendapatkan omzet sebesar Rp1.000.000 tanpa potongan penjualan atau retur. Sementara HPP produknya sebesar Rp250.000/box.
Di samping itu, Rara juga harus mengeluarkan biaya untuk upah karyawan sebesar Rp150.000 dan biaya iklan Instagram sebesar Rp100.000. Berapa keuntungan yang akan didapat Rara dengan berjualan dumpling beku dari perusahaan Sedap Terus tersebut?
- Hitung laba kotor
Laba kotor = penjualan bersih – HPP
Laba kotor = Rp1.000.000 – Rp250.000
Laba kotor = Rp750.000
- Hitung laba bersih
Laba bersih = laba kotor – beban
Laba bersih = Rp750.000 – (Rp150.000 + Rp100.000)
Laba bersih = Rp750.000 – Rp250.000
Laba bersih = Rp500.000
Maka dapat disimpulkan bahwa laba bersih atau keuntungan yang akan didapatkan oleh Rara dari hasil jualan dumpling beku melalui perusahaannya adalah Rp500.000. Di mana angka tersebut didapat dari pengurangan laba kotor dan beban-beban.
Contoh Kalkulasi Jualan Kue
Perlu contoh lagi? Bagi kamu yang sedang berbisnis baju jadi, perhatikan contoh kasus berikut ini. Eliza memiliki usaha El Bakery yang menjual kue. Dalam satu bulan, perusahaannya bisa meraih omzet sebesar Rp500.000 dalam sehari dengan HPP Rp150.000.
Di samping itu, Eliza juga harus mengeluarkan sejumlah biaya untuk upah karyawan sebesar Rp20.000 dalam satu hari dan biaya periklanan di grup medial sosial sebesar Rp10.000 untuk dua kali posting dalam sehari. Maka, berapa keuntungan yang didapat Eliza?
- Hitung laba kotor penjualan
Laba kotor = penjualan bersih – HPP
Laba kotor = Rp500.000 – Rp150.000
Laba kotor = Rp350.000
- Hitung laba bersih penjualan
Laba bersih = laba kotor – beban
Laba bersih = Rp350.000 – (Rp20.000 + Rp10.000)
Laba bersih = Rp350.000 – Rp30.000
Laba bersih = Rp320.000
Contoh Kalkulasi Jualan Jus Buah
Bu Hani adalah pengusaha rumahan yang sehari-hari menjual jus buah di teras rumahnya. Dalam satu hari, ia bisa mendapat Rp1.000.000. Di samping itu, ia juga mengeluarkan biaya sebesar Rp500.000 untuk membeli buah dan membayar listrik setiap hari. Maka, berapa keuntungan yang ia peroleh?
Dalam kasus ini, kamu tidak perlu menghitung satu persatu seperti dalam contoh soal sebelumnya. Karena tidak ada HPP yang dicantumkan dalam soal. Jadi perhitungannya lebih sederhana. Kamu hanya perlu mengurangi pendapatan sehari dengan pengeluaran harian.
Rp1.000.000 – Rp500.000 = Rp500.000
Maka dapat disimpulkan bahwa untung yang akan didapatkan bu Hani dalam satu hari sebesar Rp500.000. hasil tersebut didapat dari pengurangan pendapatan selama satu hari dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli buah dan membayar listrik
Setiap usaha ataupun bisnis yang dijalankan, haruslah memiliki catatan aliran uang yang masuk dan keluar secara rinci. Sebab dengan begitu, kamu bisa mengidentifikasi atau memperkirakan berapa keuntungan yang bakal didapat dari catatan yang ada.
Untuk bisa mendapatkan angka keuntungan itu, terapkan cara menghitung untung jualan dalam sebuah bisnis. Hal itu bakal memudahkan kamu untuk mengetahui keuntungan yang akan didapatkan. Mengingat kamu hanya perlu mencari laba kotor dan laba bersihnya saja.