Cara Menghitung Bunga Majemuk dan Contoh Soalnya

Uinsuka.ac.id – Istilah bunga majemuk, bakal sering kamu temukan ketika menabung deposito. Saat menabung deposito, kita tidak hanya mendapatkan uang tabungan saja, tetapi juga penambahan nilai uang dari bunga majemuk. Cara menghitung bunga majemuk berbeda dengan perhitungan bunga tunggal.

Sebab, kedua jenis itu memiliki jumlah bunga yang berbeda. Bunga majemuk adalah bunga yang tidak tetap dan terus bertambah setiap periode. Sementara bunga tunggal adalah bunga yang memiliki nilai tetap setiap periodenya, dari awal hingga akhir.

Apa itu Bunga Majemuk?

Sebelum mengetahui cara menghitung bunga majemuk, mari memahami terlebih dahulu apa itu bunga majemuk. Dalam dunia perbankan, istilah bunga adalah imbalan berupa uang yang dibayarkan atas penggunaan atau penyimpanan uang.

Sementara istilah bunga majemuk mengacu pada jenis perhitungan bunga berdasarkan jumlah pokok awal ditambah dengan akumulasi bunga dari periode sebelumnya. Jadi, bunga majemuk itu didapatkan dari jumlah deposito (pinjaman awal) dan total jumlah bunga sebelumnya.

Berbeda dengan bunga tunggal yang tetap dari awal sampai akhir, bunga majemuk terus bertumbuh sesuai dengan bertambahnya nilai pokok yang ditambahkan bunga dari periode sebelumnya. Jumlah bunga majemuk ini bertumbuh lebih cepat, karena dihitung berdasarkan nilai pokoknya saja.

Sebagai contoh sederhana, uang sebesar Rp1.000.000 di deposito dengan tingkat bunga 10 persen per tahun, akan menjadi Rp1.100.000 di periode pertama dan Rp1.210.000 di periode kedua. Pun seterusnya akan bertambah berdasarkan jumlah bunga sebelumnya.

Cara Menghitung Bunga Majemuk

Setelah mengetahui apa itu bunga majemuk, kini saatnya mempraktikkan cara menghitung bunga majemuk. Berdasarkan rumusnya, rumus bunga tunggal dan majemuk tentu berbeda. Bunga tunggal memiliki rumus yang lebih sederhana, sedangkan rumus bunga majemuk lebih kompleks.

Baca Juga:  Cara Menghitung PPN 11 Persen, Contoh dan Hasil

Rumus bunga majemuk adalah nilai awal dikali penjumlahan dari satu ditambah suku bunga ^ dipangkat jumlah periode. Nilai awal diwakili dengan nilai tunai (Nt), suku bunga diwakili dengan persentase suku bunga (i), jumlah periode diwakili dengan jangka waktu (n).

Lantas, bagaimana cara mengaplikasikan soal ke dalam rumus? Jika melihat rumusnya saja membuat pusing. Oleh karena itu, untuk mendapatkan gambaran lebih jelas harus mengaplikasikan soal terlebih dahulu. Berikut soal bunga majemuk yang bisa menjadi contoh.

Ana menabung uang di bank senilai Rp30.000.000 di awal dan tidak pernah menambah tabungannya lagi selama lima tahun. Bank tempat Ana menabung itu, memberlakukan suku bunga 5 persen per tahunnya. Maka, berapa jumlah tabungan Ana di tahun kelima?

  • Hitung jumlah tabungan di tahun kelima
    Nilai akhir (Na) = nilai awal (Nt) x (1 + suku bunga (i)) ^ jumlah periode (n)
    Na = Rp30.000.000 x (1 + 0,05) ^ 5
    Na = Rp30.000.000 x 1,05 ^ 5
    Na = Rp38.288.477
  • Jadi, jumlah tabungan yang akan didapatkan Ana di tahun kelima sebesar Rp38.288.477 dengan total bunga Rp8.288.477 dari kalkulasi Rp38.288.477 – Rp30.000.000.

Contoh Soal Bunga Majemuk

Agar bisa mengaplikasikan rumus pada studi kasus atau soal ekonomi dengan lancar, diperlukan adanya latihan terus menerus dengan mengerjakan berbagai model soal bunga majemuk. Dengan begitu, kamu bisa hafal rumus di luar kepala.

1. Soal Pertama

Nada melakukan investasi obligasi senilai Rp10.000.000. Imbalan yang akan ia dapatkan adalah 2 persen per tahun dan akan jatuh tempo dalam tiga tahun. Maka, berapa total uang yang dimiliki Nada dari hasil investasi obligasinya itu?

  • Hitung total uang dari hasil investasi
    Nilai akhir (Na) = nilai awal (Nt) x (1 + suku bunga (i)) ^ jumlah periode (n)
    Na = Rp10.000.000 x (1 + 0,02) ^ 3
    Na = Rp10.000.000 x 1,02 ^ 3
    Na = Rp10.612.080
  • Jadi, total uang yang akan didapatkan Nada dari hasil investasi obligasinya itu sebesar Rp10.612.080 dengan total bunga Rp612.080 dari kalkulasi Rp10.612.080 – Rp10.000.000.
Baca Juga:  Cara menghitung HPP Produk Makanan, Dagang, dan Jasa

2. Soal Kedua

Bapak menginvestasikan modal senilai Rp50.000.000 dengan bunga 5 persen per tahunnya. Jika modal tersebut diinvestasikan menggunakan sistem bunga majemuk. Maka berapa total modal yang akan didapatkan Bapak di akhir tahun ketiga?

  • Hitung total modal di akhir tahun ketiga
    Nilai akhir (Na) = nilai awal (Nt) x (1 + suku bunga (i)) ^ jumlah periode (n)
    Na = Rp50.000.000 x (1 + 0,05) ^ 3
    Na = Rp50.000.000 x 1,05 ^ 3
    Na = Rp57.881.250
  • Jadi, total uang yang akan didapatkan Bapak di akhir tahun ketiga sebesar Rp57.881.250 dengan total bunga Rp7.881.250 dari kalkulasi Rp57.881.250– Rp50.000.000.

3. Soal Ketiga

Kakak menyimpan uang di bank sebesar Rp5.000.000 selama lima tahun dengan bunga majemuk tiga persen per tahun. Maka, berapa total uang dan bunga yang akan didapat kakak pada tahun kelima? Cara menghitung bunga majemuk pada soal ini, sama seperti aplikasi di soal sebelumnya.

  • Hitung total uang yang didapat pada tahun kelima
    Nilai akhir (Na) = nilai awal (Nt) x (1 + suku bunga (i)) ^ jumlah periode (n)
    Na = Rp5.000.000 x (1 + 0,03) ^ 5
    Na = Rp5.000.000 x 1,03 ^ 5
    Na = Rp5.796.370
  • Jadi, total uang yang akan didapatkan kakak di tahun kelima sebesar Rp5.796.370 dengan total bunga Rp796.370 dari kalkulasi Rp5.796.370– Rp5.000.000.

4. Soal Keempat

Diketahui modal sebuah pinjaman sebesar Rp1.000.000 memiliki bunga majemuk sebesar 2 persen per bulan. Maka, berapa modal akhir dan total bunga yang dimiliki setelah lima bulan? Cara menghitung bunga majemuk dalam studi kasus ini adalah sebagai berikut.

  • Hitung modal akhir
    Nilai akhir (Na) = nilai awal (Nt) x (1 + suku bunga (i)) ^ jumlah periode (n)
    Na = Rp1.000.000 x (1 + 0,02) ^ 5
    Na = Rp5.000.000 x 1,02 ^ 5
    Na = Rp1.104.080,80
  • Jadi, modal akhir yang dimiliki setelah lima bulan adalah sebesar Rp1.104.080,80 dengan total bunga Rp104.080,80 dari kalkulasi Rp1.104.080,80– Rp1.000.000.
Baca Juga:  2 Cara Menghitung Biaya Peluang dan 2 Contoh Soal

5. Soal Kelima

Diketahui modal awal Rp5.000.000 memiliki bunga majemuk sebesar 10 persen per tahun. Maka, berapa modal akhir dan bunga total setelah enam tahun? Ikuti langkah-langkah berikut ini untuk menghitung bunga majemuk dalam studi kasus kali ini.

  • Hitung modal akhir
    Nilai akhir (Na) = nilai awal (Nt) x (1 + suku bunga (i)) ^ jumlah periode (n)
    Na = Rp5.000.000 x (1 + 0,1) ^ 6
    Na = Rp5.000.000 x 1,1 ^ 6
    Na = Rp8.857.805
  • Jadi, modal akhir yang dimiliki setelah enam tahun adalah sebesar Rp8.857.805 dengan total bunga Rp3.857.805 dari kalkulasi Rp8.857.805– Rp1.000.000.

6. Soal Keenam

Bu Fatimah memiliki modal sebesar Rp200.000. Ia menginvestasikan uangnya dengan bunga majemuk sebesar 4,5 persen tiap triwulan. Lama investasi itu adalah 3,5 tahun. Maka, berapa nilai modal yang akan didapat Bu Fatimah setelah 3,5 tahun itu?

  • Hitung nilai akhir
    Nilai akhir (Na) = nilai awal (Nt) x (1 + suku bunga (i)) ^ jumlah periode (n)
    Na = Rp200.000 x (1 + 0,045) ^ 14
    Na = Rp5.000.000 x 1,045 ^ 14
    Na = Rp4.389.000
  • Jadi, modal akhir yang dimiliki setelah enam tahun adalah sebesar Rp4.389.000.

Cara menghitung bunga majemuk bisa dilakukan dengan mengaplikasikan rumus nilai awal dikali penjumlahan dari satu ditambah suku bunga ^ dipangkat jumlah periode. Nilai awal adalah nilai tunai (Nt), suku bunga adalah persentase suku bunga (i), dan jumlah periode adalah jangka waktu (n).

Baca Juga: