Uinsuka.ac.id – Ketika memasuki akhir usia remaja, sedikit banyak kita pasti mengenal konsep pendapatan (personal income). Lalu tanpa disadari, muncul kalkulasi-kalkulasi dari uang saku yang kita sebut sebagai pendapatan. Cara menghitung personal income saat itu pun masih asal-asalan.
Mengingat sumber pendapatan yang dimiliki hanyalah dari satu sumber, yakni orang tua. Meskipun begitu, dari pendapatan tersebut kita akhirnya belajar untuk menabung, menyisihkan uang, merencanakan anggaran, dan mengelola keuangan sebaik mungkin agar bisa memenuhi keinginan.
Sebab ada tidaknya uang yang kita sisihkan mempengaruhi daya kita menjajakan sesuatu dengan uang tersebut. Pun besaran nominal yang dimiliki itu juga mempengaruhi beberapa aktivitas transaksi seperti pergi menonton bioskop, membeli buku, membeli aksesoris, dan keperluan lainnya.
Apa itu Personal income (PI)?
Sebelum membahas bagaimana cara menghitung personal income, mari kita mengenal konsep personal income terlebih dahulu. Personal income atau pendapatan per kapita adalah pendapatan yang diterima seseorang dari beberapa sumber penghasilan dalam periode tertentu.
Pendapatan-pendapatan itu bisa bersumber dari gaji bulanan, investasi, bisnis, bonus pekerjaan, dan lain sebagainya. Lantas, mengapa pendapatan seseorang penting untuk dihitung? Sebab pendapatan perseorangan ini mampu mempengaruhi pendapatan per kapita dalam sebuah negara.
Kapita merupakan satuan yang digunakan untuk merujuk pada masyarakat. Semakin besar pendapatan per kapita dalam sebuah negara, maka semakin sejahtera negara tersebut. Pendapatan yang cukup hingga lebih pada masyarakat mampu menggerakkan perekonomian di dalamnya.
Selain itu, yang perlu diketahui di sini adalah bahwa personal income tidak hanya bisa digunakan untuk menghitung pendapatan per kapita atau secara individual saja. Namun juga bisa digunakan untuk menghitung dalam skala negara.
Indikator Personal income
pun dalam personal income ini, ada beberapa indikator yang digunakan. Dengan begitu, seseorang bisa menghitung personal income yang mereka dapatkan. Indikator ini penting untuk dipahami, karena semua indikator ini digunakan dalam rumus personal income.
1. NNI
Net National Income atau Pendapatan Nasional Neto adalah pendapatan berdasarkan jumlah balas jasa yang diterima oleh warga negara. Ini merupakan penghasilan keseluruhan dari semua pemilik faktor produksi selama produksi barang dan jasa dalam sebuah negara berlangsung (satu tahun).
2. Transfer Payment
Sementara transfer payment adalah penerimaan-penerimaan pendapatan nasional tahun lalu. Mulai dari tunjangan pengangguran, dana pensiun, dan lain sebagainya. Namun, transfer payment yang dimaksud di sini tidak termasuk balas jasa produksi.
3. Retained Earnings
Retained Earnings atau Penahanan Laba adalah penyebaran laba hasil dari penjualan barang dan jasa yang akan dibagi secara rata kepada para pemegang saham. Jumlah nominal uang yang ada dalam penahanan laba ini berguna untuk membagi dividen.
4. Iuran Asuransi
Dalam indikator ini, iuran asuransi yakni sejumlah uang yang wajib dibayarkan kepada perusahaan asuransi atau jaminan sosial setiap bulannya. Iuran ini merupakan bentuk perlindungan pemerintah agar masyarakatnya mampu memenuhi kebutuhan dasar.
5. Iuran Jaminan Sosial
Iuran jaminan sosial adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara rutin oleh pekerja, pemberi kerja, atau pemerintah untuk memberikan program jaminan sosial. Dalam hal ini, contoh iuran jaminan sosial seperti BPJS Kesehatan, Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), dan lain-lain.
6. Pajak Perseroan
Sementara itu, pajak perseroan adalah pajak yang harus dibayarkan kepada laba perseroan. Setiap orang memiliki jumlah pajak berbeda-beda. Tergantung pada penghasilan kena pajak perusahaan, seperti HPP, beban umum dan administrasi, penjualan dan pemasaran, dan lain sebagainya.
7. Active Income
Active income adalah pendapatan yang diterima dari hasil jerih payah seseorang. Umumnya, active income hanya bisa diterima ketika kita mengusahakan hal itu. Seperti gaji yang diterima setiap bulan dari menjadi seorang karyawan hingga uang yang didapat dari berjualan sehari-hari.
8. Passive Income
Passive income adalah lawan dari active income. Jika active income hanya bisa didapat ketika kita melakukan suatu aksi, pendapatan passive income bersumber dari materi-materi yang dialokasikan untuk bisa menghasilkan uang untuk kita. Jadi, pendapatan itu akan datang dengan sendirinya.
Cara Menghitung Personal income
Lalu, bagaimana cara menghitung personal income? Personal income bisa didapatkan dengan mengaplikasikan rumus. Jika ingin menghitung personal income individual, kamu bisa mengaplikasikan rumus active income ditambah dengan passive income.
Pun kamu juga bisa menghitung personal income suatu negara dengan mengaplikasikan rumus NNI ditambah transfer payment dikurangi hasil penjumlahan laba ditahan, iuran asuransi, jaminan iuran sosial, dan pajak perseroan. Untuk mendapatkan gambaran lebih jelas, simak studi kasus berikut.
Contoh Soal Personal income Suatu Negara
Pada 2019, daftar komponen pajak dan penghasilan di negara Indonesia yang terdiri dari Produk Domestik Bruto (GDP) adalah Rp170.000.000.000. Pendapatan neto terhadap luar negeri sebesar Rp6.000.000.000. Sementara pajak tidak langsungnya sebesar Rp10.000.000.000.
Kemudian, mengalami penyusutan sebesar Rp7.000.000.000. Di samping itu, ada total iuran yang angkanya sebesar Rp3.000.000.000, laba ditahan Rp5.000.000.000, transfer payment Rp13.000.000.000, pajak langsung yang tercatat sebesar Rp11.000.000.000.
Jumlah konsumsi mencapai Rp14.000.000.000. Berdasarkan studi kasus tersebut, berapa personal income yang didapatkan oleh sebuah negara? Untuk bisa mendapatkan personal income itu, ikuti cara menghitung personal income di bawah ini.
- Hitung Gross National Product (GNP)
GNP = Gross Domestic Product (GDP) + Pendapatan Neto terhadap luar negeri
GNP = Rp170.000.000.000 + Rp6.000.000.000
GNP = Rp176.000.000.000
- Hitung Net National Product (NNP)
NNP = GNP – penyusutan
NNP = Rp176.000.000.000 – Rp7.000.000.000
NNP = Rp169.000.000.000
- Hitung Net National Income (NNI)
NNI = NNP – pajak tidak langsung
NNI = Rp169.000.000.000 – Rp10.000.000.000
NNI = Rp159.000.000.000
- Hitung personal income
PI = NNI + Transfer Payment – (iuran jaminan sosial + iuran asuransi + laba ditahan + pajak perseorangan)
PI = Rp159.000.000.000 + Rp13.000.000.000 – (Rp3.000.000.000 + Rp5.000.000.000 + 0)
PI = Rp159.000.000.000 + Rp13.000.000.000 – Rp8.000.000.000
PI = Rp164.000.000.000
Contoh Soal Personal income Individual
Untuk bisa menghitung personal income individual, cara yang digunakan lebih sederhana. Sebab kamu hanya perlu menambahkan active income dan passive income yang didapatkan. Simak studi kasus berikut untuk mendapatkan pemahaman yang lebih jelas.
Dalam keluarga Kiki, hanya ada satu orang yang bekerja, yakni Kiki. Selama sebulan, Kiki mendapatkan gaji dari pekerjaannya sebesar Rp10.000.000. Di samping itu, ia juga mengalokasikan beberapa asetnya agar bisa menghasilan pendapatan lainnya.
Mulai dari investasi yang menghasilkan deviden Rp3.000.000, penyewaan properti Rp2.500.000, dan uang yang ia terima dari orang tuanya sebesar Rp2.000.000. Maka, berapa personal income yang didapatkan dalam keluarga Kiki?
- Hitung personal income
PI = active income + passive income
PI = Rp10.000.000 + (Rp3.000.000 + Rp2.500.000 + Rp2.000.000)
PI = Rp10.000.000 + Rp7.500.000
PI = Rp17.500.000
- Jadi, personal income yang didapatkan Kiki dan keluarganya sebesar Rp17.500.000
Cara menghitung personal income bisa dilakukan melalui dua rumus. Tergantung pada personal income yang mau dikalkulasi. Apakah itu milik perseorangan atau milik suatu negara. Melalui rumus yang tepat dan sesuai, kamu bisa mengetahui besaran personal income yang didapatkan.
Baca Juga: