Uinsuka.ac.id – Cairan mempunyai peranan yang penting bagi tubuh manusia. Akan tetapi, kebutuhan cairan setiap manusia berbeda-beda karena dipengaruhi berbagai hal mulai dari umur hingga berat badan. Penting sekali mengetahui cara menghitung balance cairan atau biasa disebut dengan keseimbangan cairan.
Tujuan utama melakukan perhitungan balance cairan ialah supaya kebutuhan cairan dalam tubuh terpenuhi dengan baik. Balance cairan sendiri merupakan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran cairan dalam tubuh.
Dimana balance cairan tersebut akan mempengaruhi fungsi metabolik sehingga tubuh dapat bekerja dengan benar. Kelebihan maupun kekurangan cairan dalam tubuh bukan merupakan hal yang baik sehingga harus tepat.
Angka Normal Balance Cairan dalam Tubuh
Cairan merupakan salah satu kebutuhan utama bagi sel dan jaringan dalam tubuh. Dimana cairan mempunyai peran penting pada segala aktivitas tubuh dan digunakan sebagai pencegahan terjadinya komplikasi.
Kebutuhan cairan pada tubuh manusia dapat berbeda-beda tergantung pada kondisinya. Semakin banyak tubuh manusia mengeluarkan cairan karena berbagai faktor, maka cairan yang harus dikonsumsi pun juga harus semakin banyak.
Perubahan kondisi tubuh pun juga akan mempengaruhi kebutuhan cairan, misalnya hamil atau sakit. Berikut beberapa angka normal balance cairan berdasarkan kondisi manusia tertentu:
1. Orang Dewasa
Kebutuhan cairan orang dewasa menurut Kemenkes RI ialah sebanyak 2 liter per hari. Ukuran tersebut setara dengan seseorang mengonsumsi air putih sebanyak 8 gelas. Dimana ukuran gelas yang digunakan ialah sebesar 230 ml.
2. Anak
Kebutuhan cairan untuk anak secara umum ditentukan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Menurut IDAI kebutuhan cairan pada anak berbeda-beda tergantung pada usianya. Tidak hanya usia yang mempengaruhi kebutuhan cairan, melainkan ada masa otot, jenis kelamin, dan lemak.
Adapun perkiraan kebutuhan cairan pada anak-anak, yakni:
- Bayi (0 – 6 bulan) = 700 ml/hari
- Bayi (7 – 12 bulan) = 800 ml/hari
- Anak-anak (1 – 3 tahun) = 1.300 ml/hari
- Anak-anak (4 – 8 tahun) = 1.700 ml/hari
- Anak laki-laki (9 – 13 tahun) = 2.400 ml/hari
- Anak perempuan (9 – 13 tahun) = 2.100 ml/hari
- Remaja laki-laki (14 – 18 tahun) = 3.300 ml/hari
- Remaja perempuan (14 – 18 tahun) = 2.300 ml/hari
3. Ibu Hamil
Kemenkes RI menyatakan bahwa kebutuhan cairan pada ibu hamil setiap harinya ialah 2,1 liter. Kebutuhan cairan pada ibu hamil memang tidak jauh berbeda dengan orang dewasa biasa. Sedangkan untuk ibu menyusui minimal mengkonsumsi cairan sebanyak 3,1 liter setiap harinya.
4. Lansia
Kebutuhan cairan pada lansia cukup variatif tergantung usia dan jenis kelaminnya. Berikut penjelasan mengenai kebutuhan cairan pada lansia:
Lansia perempuan
- Usia 60 – 64 tahun = 2,3 liter/hari
- Usia 65 – 80 tahun = 1,6 liter/hari
- Usia lebih dari 80 tahun = 1,5 liter/hari
Lansia laki-laki
- Usia 60 – 64 tahun = 2,6 liter/hari
- Usia 65 – 80 tahun = 1,9 liter/hari
- Usia lebih dari 80 tahun = 1,6 liter/hari
Cara Menghitung Balance Cairan
Balance cairan akan dipengaruhi oleh kondisi tubuh setiap masing-masing orang. Informasi tentang keseimbangan cairan sendiri dijadikan sebagai pengambilan suatu keputusan. Tubuh manusia yang sehat tentu akan mempunyai balance cairan tubuh yang baik.
Adapun rumus yang digunakan untuk cara menghitung balance cairan pada tubuh yang baik, yakni:
- Balance cairan = CM – CK
Keterangan:
CM: cairan masuk, yakni cairan yang berhasil masuk di dalam tubuh manusia, baik melalui makan, minum, infus, maupun obat-obatan.
CK: cairan keluar, yakni cairan yang berhasil keluar dari tubuh manusia dan diukur dari urine, feses, dan muntah jika terjadi.
Karena balance cairan dipengaruhi oleh kondisi tubuh maka kamu harus paham terlebih dahulu mengenai IWL. Insensible Water Loss (IWL) merupakan jumlah cairan yang keluar dan tidak disadari sehingga sulit untuk diukur secara manual.
Keluarnya cairan yang dimaksud ini berasal dari proses penguapan, baik penguapan melalui kulit maupun proses pernapasan. Karena perhitungannya tidak bisa dilakukan secara manual, maka dapat menggunakan rumus berikut:
- IWL = nilai konstanta x berat badan
Nilai konstanta yang dimaksud biasanya berbeda-beda dan tergantung pada masing-masing rumah sakit. Akan tetapi, terdapat ketentuan bahwa nilai konstanta berada di antara 10 hingga 15 cc.
Contoh Cara Perhitungan
Untuk lebih memahami mengenai cara menghitung balance cairan, maka perhatikan studi kasus di bawah ini.
Pak Yadi yang berumur 50 tahun mempunyai berat badan 60 kg. Ia sedang dirawat di rumah sakit dan sempat masuk ruang ICU karena tidak sadarkan diri. Pada 5 tahun yang lalu ia mempunyai riwayat penyakit jantung dan stroke.
Adapun tanda vital yang dimiliki Pak Yadi, yakni:
- TD 80/60 mmHg
- Nadi 60 kali per menit
- Respirasi 20 kali per menit
- Suhu 36 derajat celcius
- Cairan lambung merah kehitaman sebanyak 500 cc
- Urin sebanyak 300 cc
- BAB kecoklatan 200 cc
Pak Yadi telah diberikan infus dengan kapasitas 2000 cc per 24 jam, terapi drip NaCl sebanyak 500 cc/24 jam, dan transfusi darah PRC 500 cc. Tentukan berapa keseimbangan cairan pada Pak Yadi!
Penyelesaian:
- Total cairan masuk = 2000 cc + 500 cc + 500 cc = 3000 cc
- IWL = 10 cc x 60 kg = 600 cc (misal menggunakan konstanta 10)
- Total cairan keluar = 500 cc + 300 cc + 200 cc + 600 cc = 1600 cc
- Maka balance cairan Pak Yadi ialah = 3000 cc – 1600 cc = 1400 cc/24 jam.
Akibat Kekurangan Cairan
Pada dasarnya cairan merupakan hal yang sangat penting bagi tubuh. Kekurangan cairan pada tubuh dapat mengakibatkan hal yang fatal. Adapun beberapa dampak kekurangan cairan pada tubuh manusia, yakni:
1. Serangan Panas
Serangan panas sering juga disebut dengan heat stroke menjadi salah satu akibat dari kurangnya cairan pada tubuh. Gejala awal yang ditimbulkan dari gangguan ini ialah kram otot dan sendi. Pasalnya, jantung dan otot membutuhkan asupan cairan sebesar 70% dari total yang dikonsumsi.
2. Penurunan Konsentrasi
Apakah kamu sering melihat iklan di TV mengenai tidak adanya konsentrasi karena kekurangan air mineral. Hal tersebut memang benar bahkan penurunan konsentrasi ini juga akan berujung pada sakit kepala.
3. Infeksi Saluran Kemih
Dampak kekurangan cairan yang ketiga ialah terjadinya infeksi saluran kemih. Hal ini dikarenakan jika cairan pada tubuh kurang akan menyebabkan penumpukan sisa limbah pada ginjal.
Sisa limbah tersebut dapat mengakibatkan gangguan infeksi saluran kemih. Lebih berbahaya lagi jika tidak diatasi dapat juga mengakibatkan penyakit batu ginjal.
Cairan memang zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Pada dasarnya kekurangan cairan akan mengakibatkan berbagai macam penyakit dan gangguan pada tubuh.
Oleh sebab itu, penting sekali bagi pihak medis untuk mengetahui cara menghitung balance cairan agar dapat memenuhi kebutuhan cairan dengan tepat.
Baca Juga: