Cara Menghitung Gaji Karyawan Bulanan

Uinsuka.ac.id -Membayar gaji karyawan dengan tepat dan akurat adalah hal yang penting bagi setiap perusahaan. Menghitung gaji bulanan karyawan tidak hanya melibatkan gaji pokok, tetapi juga berbagai komponen lain seperti tunjangan dan potongan. Artikel ini akan memandu Anda langkah demi langkah dalam memahami cara menghitung gaji karyawan bulanan, mulai dari perhitungan gaji pokok hingga penentuan potongan yang berlaku.

Dengan memahami sistem perhitungan gaji, Anda dapat memastikan bahwa karyawan mendapatkan haknya dengan benar dan perusahaan dapat mengelola pengeluaran gaji secara efisien. Mari kita bahas lebih lanjut tentang komponen-komponen gaji, cara menghitungnya, dan contoh perhitungan yang mudah dipahami.

Komponen Gaji Karyawan Bulanan

Menghitung gaji karyawan bulanan merupakan proses penting dalam manajemen sumber daya manusia. Perhitungan gaji yang akurat dan transparan penting untuk menjaga hubungan baik dengan karyawan dan meminimalisir kesalahan dalam penggajian.

Komponen Gaji Pokok

Gaji pokok merupakan dasar perhitungan gaji karyawan bulanan. Komponen gaji pokok umumnya terdiri dari:

  • Gaji Pokok: Jumlah uang yang diterima karyawan setiap bulan sebagai imbalan atas pekerjaannya.
  • Tunjangan: Tambahan penghasilan yang diberikan perusahaan kepada karyawan berdasarkan kebijakan perusahaan. Contohnya:
    • Tunjangan Jabatan: diberikan berdasarkan posisi dan tanggung jawab karyawan.
    • Tunjangan Masa Kerja: diberikan berdasarkan lama waktu karyawan bekerja di perusahaan.
    • Tunjangan Keluarga: diberikan kepada karyawan yang sudah menikah atau memiliki anak.
    • Tunjangan Transportasi: diberikan untuk membantu karyawan dalam memenuhi biaya transportasi ke tempat kerja.
    • Tunjangan Makan: diberikan untuk membantu karyawan dalam memenuhi biaya makan di tempat kerja.
  • Potongan: Jumlah uang yang dipotong dari gaji karyawan untuk keperluan tertentu. Contohnya:
    • Potongan Pajak Penghasilan (PPh): dipotong berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku.
    • Potongan BPJS Kesehatan: dipotong untuk iuran BPJS Kesehatan.
    • Potongan BPJS Ketenagakerjaan: dipotong untuk iuran BPJS Ketenagakerjaan.
    • Potongan Iuran Serikat Pekerja: dipotong untuk iuran serikat pekerja.
    • Potongan Pinjaman: dipotong untuk pembayaran cicilan pinjaman karyawan.

Contoh Perhitungan Gaji

Berikut contoh perhitungan gaji karyawan bulanan dengan komponen tunjangan dan potongan:

Komponen Jumlah (Rp)
Gaji Pokok 4.000.000
Tunjangan Jabatan 500.000
Tunjangan Transportasi 300.000
Tunjangan Makan 200.000
Total Penghasilan 5.000.000
Potongan PPh 500.000
Potongan BPJS Kesehatan 100.000
Potongan BPJS Ketenagakerjaan 150.000
Total Potongan 750.000
Gaji Bersih 4.250.000

Dalam contoh ini, gaji pokok karyawan adalah Rp 4.000.000. Karyawan tersebut menerima tunjangan jabatan Rp 500.000, tunjangan transportasi Rp 300.000, dan tunjangan makan Rp 200.000. Total penghasilan karyawan adalah Rp 5.000.000. Karyawan tersebut dikenakan potongan PPh Rp 500.000, BPJS Kesehatan Rp 100.000, dan BPJS Ketenagakerjaan Rp 150.000.

Total potongan adalah Rp 750.000. Gaji bersih yang diterima karyawan adalah Rp 4.250.000.

Perhitungan Gaji Pokok: Cara Menghitung Gaji Karyawan Bulanan

Gaji pokok merupakan dasar penghasilan karyawan yang diterima setiap bulan. Cara menghitung gaji pokok bisa berbeda-beda, tergantung pada jenis pekerjaan dan kesepakatan antara karyawan dan perusahaan. Berikut beberapa metode umum yang digunakan untuk menghitung gaji pokok karyawan:

Baca Juga:  5 Cara Menghitung Weton Jawa: Makna dan Tafsiran

Perhitungan Gaji Pokok Berdasarkan Jam Kerja

Metode ini umumnya diterapkan untuk pekerjaan yang dihitung berdasarkan jam kerja, seperti karyawan harian atau lembur. Berikut langkah-langkahnya:

  • Tentukan upah per jam. Upah per jam ini sudah ditentukan dalam perjanjian kerja atau peraturan perusahaan.
  • Hitung total jam kerja dalam satu bulan. Jumlah jam kerja bisa dihitung berdasarkan data absensi atau jam kerja normal yang telah disepakati.
  • Kalikan upah per jam dengan total jam kerja dalam satu bulan. Hasilnya adalah gaji pokok karyawan.

Sebagai contoh, jika upah per jam seorang karyawan adalah Rp 20.000 dan total jam kerja dalam satu bulan adalah 176 jam, maka gaji pokoknya adalah Rp 20.000 x 176 jam = Rp 3.520.000.

Perhitungan Gaji Pokok Berdasarkan Target Penjualan

Metode ini biasanya diterapkan untuk pekerjaan yang berorientasi pada target penjualan, seperti sales atau marketing. Gaji pokok karyawan dihitung berdasarkan persentase dari total penjualan yang dicapai.

  • Tentukan target penjualan yang harus dicapai oleh karyawan dalam satu bulan.
  • Tentukan persentase gaji pokok yang akan diberikan berdasarkan target penjualan yang tercapai.
  • Kalikan persentase gaji pokok dengan total penjualan yang dicapai oleh karyawan.

Misalnya, seorang sales memiliki target penjualan Rp 100.000.000 per bulan. Perusahaan menetapkan persentase gaji pokok 5% dari total penjualan yang tercapai. Jika sales tersebut berhasil mencapai target penjualan, maka gaji pokoknya adalah 5% x Rp 100.000.000 = Rp 5.000.000.

Contoh Perhitungan Gaji Pokok dengan Berbagai Metode

Berikut contoh perhitungan gaji pokok dengan berbagai metode:

Metode Keterangan Rumus Contoh
Berdasarkan Jam Kerja Upah per jam x Total jam kerja Gaji Pokok = Upah per jam x Total jam kerja Rp 20.000 x 176 jam = Rp 3.520.000
Berdasarkan Target Penjualan Persentase gaji pokok x Total penjualan Gaji Pokok = Persentase gaji pokok x Total penjualan 5% x Rp 100.000.000 = Rp 5.000.000
Berdasarkan Jabatan Gaji pokok berdasarkan jabatan Gaji Pokok = Gaji pokok berdasarkan jabatan Rp 5.000.000

Perhitungan gaji pokok yang berbeda-beda ini perlu dipahami oleh perusahaan dan karyawan agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam proses penggajian.

Perhitungan Tunjangan

Setelah menghitung gaji pokok, langkah selanjutnya adalah menghitung tunjangan yang diterima karyawan. Tunjangan merupakan tambahan penghasilan yang diberikan perusahaan kepada karyawan, biasanya dihitung berdasarkan persentase gaji pokok atau lama masa kerja. Tunjangan dapat berupa tunjangan kesehatan, tunjangan makan, tunjangan transportasi, dan lain sebagainya.

Perhitungan Tunjangan Berdasarkan Persentase Gaji Pokok

Perhitungan tunjangan berdasarkan persentase gaji pokok merupakan cara yang umum digunakan oleh perusahaan. Tunjangan dihitung dengan mengalikan gaji pokok dengan persentase yang telah ditetapkan. Misalnya, jika persentase tunjangan kesehatan adalah 5% dari gaji pokok, maka tunjangan kesehatan yang diterima karyawan adalah 5% x gaji pokok.

  • Contoh perhitungan tunjangan kesehatan:

Misalkan gaji pokok karyawan adalah Rp 5.000.000 dan persentase tunjangan kesehatan adalah 5%. Maka, tunjangan kesehatan yang diterima karyawan adalah:

% x Rp 5.000.000 = Rp 250.000

  • Contoh perhitungan tunjangan makan:

Misalkan gaji pokok karyawan adalah Rp 4.000.000 dan persentase tunjangan makan adalah 10%. Maka, tunjangan makan yang diterima karyawan adalah:

% x Rp 4.000.000 = Rp 400.000

  • Contoh perhitungan tunjangan transportasi:

Misalkan gaji pokok karyawan adalah Rp 3.500.000 dan persentase tunjangan transportasi adalah 7%. Maka, tunjangan transportasi yang diterima karyawan adalah:

% x Rp 3.500.000 = Rp 245.000

Perhitungan Tunjangan Berdasarkan Lama Masa Kerja

Perhitungan tunjangan berdasarkan lama masa kerja merupakan cara yang digunakan untuk memberikan penghargaan kepada karyawan yang telah bekerja lama di perusahaan. Semakin lama masa kerja karyawan, semakin besar tunjangan yang diterima. Tunjangan ini biasanya dihitung dengan mengalikan lama masa kerja dengan nilai tertentu yang telah ditetapkan perusahaan.

  • Contoh perhitungan tunjangan berdasarkan lama masa kerja:
Baca Juga:  Cara Menghitung Jam Guru BK

Misalkan perusahaan menetapkan nilai tunjangan berdasarkan lama masa kerja sebagai berikut:

Lama Masa Kerja Nilai Tunjangan
1-3 tahun Rp 100.000
4-6 tahun Rp 200.000
7-9 tahun Rp 300.000
10 tahun ke atas Rp 400.000

Jika seorang karyawan telah bekerja selama 5 tahun, maka tunjangan yang diterimanya adalah Rp 200.000.

Perhitungan Potongan

Setelah menghitung gaji pokok dan tunjangan, langkah selanjutnya adalah menghitung potongan yang akan dikurangkan dari total penghasilan karyawan. Potongan ini biasanya meliputi pajak penghasilan, iuran BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan, iuran pensiun, serta potongan pinjaman atau cicilan.

Perhitungan Potongan Pajak Penghasilan

Pajak penghasilan merupakan potongan wajib yang dibayarkan oleh karyawan berdasarkan penghasilan yang diterima. Perhitungan pajak penghasilan mengikuti aturan yang ditetapkan oleh pemerintah, yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) terkait Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi.

Keterangan Jumlah
Gaji Pokok Rp 5.000.000
Tunjangan Rp 1.000.000
Total Penghasilan Rp 6.000.000
PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) Rp 5.400.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp 600.000
Tarif Pajak (15%) Rp 90.000
Pajak Penghasilan (PPh) Rp 90.000

Contoh di atas menunjukkan perhitungan PPh untuk karyawan dengan total penghasilan Rp 6.000.000. Setelah dikurangi PTKP, penghasilan kena pajak adalah Rp 600.000. Dengan tarif pajak 15%, maka PPh yang dipotong adalah Rp 90.000.

Perhitungan Iuran BPJS Kesehatan

Iuran BPJS Kesehatan merupakan potongan wajib yang dibayarkan oleh karyawan untuk mendapatkan layanan kesehatan dari BPJS Kesehatan. Besarnya iuran BPJS Kesehatan ditentukan oleh kelas kepesertaan dan dibagi menjadi dua bagian, yaitu iuran yang dibayarkan oleh karyawan dan iuran yang dibayarkan oleh perusahaan.

  • Iuran karyawan: 1% dari gaji pokok
  • Iuran perusahaan: 2% dari gaji pokok

Contoh: Jika gaji pokok karyawan adalah Rp 5.000.000, maka iuran BPJS Kesehatan yang dibayarkan karyawan adalah Rp 50.000 (1% x Rp 5.000.000) dan iuran yang dibayarkan perusahaan adalah Rp 100.000 (2% x Rp 5.000.000).

Perhitungan Iuran BPJS Ketenagakerjaan

Iuran BPJS Ketenagakerjaan merupakan potongan wajib yang dibayarkan oleh karyawan untuk mendapatkan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan. Iuran BPJS Ketenagakerjaan terdiri dari empat program, yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT), dan Jaminan Pensiun (JP). Besarnya iuran BPJS Ketenagakerjaan ditentukan oleh program yang dipilih dan dibagi menjadi dua bagian, yaitu iuran yang dibayarkan oleh karyawan dan iuran yang dibayarkan oleh perusahaan.

Program Iuran Karyawan (%) Iuran Perusahaan (%)
JKK 0,54 1,5
JKM 0,3 0,3
JHT 2 3,7
JP 3 3

Contoh: Jika gaji pokok karyawan adalah Rp 5.000.000, maka iuran BPJS Ketenagakerjaan yang dibayarkan karyawan untuk program JKK adalah Rp 27.000 (0,54% x Rp 5.000.000) dan iuran yang dibayarkan perusahaan adalah Rp 75.000 (1,5% x Rp 5.000.000). Iuran untuk program lainnya dapat dihitung dengan cara yang sama.

Perhitungan Iuran Pensiun, Cara menghitung gaji karyawan bulanan

Iuran pensiun merupakan potongan yang dibayarkan oleh karyawan untuk mendapatkan manfaat pensiun di masa depan. Besarnya iuran pensiun biasanya ditentukan oleh perusahaan dan dipotong dari gaji karyawan setiap bulannya. Cara menghitung iuran pensiun dapat dilakukan dengan dua cara:

  • Persentase dari gaji pokok: Iuran pensiun dihitung sebagai persentase tertentu dari gaji pokok karyawan. Misalnya, iuran pensiun dihitung sebesar 5% dari gaji pokok.
  • Nominal tetap: Iuran pensiun dihitung dengan nominal tetap yang dibayarkan setiap bulan. Misalnya, iuran pensiun dibayarkan sebesar Rp 100.000 setiap bulan.
Baca Juga:  4 Cara Menghitung Bunga Tabungan dan Contoh 2024

Contoh: Jika gaji pokok karyawan adalah Rp 5.000.000 dan iuran pensiun dihitung sebesar 5% dari gaji pokok, maka iuran pensiun yang dibayarkan karyawan adalah Rp 250.000 (5% x Rp 5.000.000).

Perhitungan Potongan Pinjaman dan Cicilan

Potongan pinjaman dan cicilan merupakan potongan yang dibayarkan oleh karyawan untuk melunasi pinjaman atau cicilan yang diperoleh dari perusahaan atau pihak ketiga. Besarnya potongan pinjaman dan cicilan biasanya ditentukan berdasarkan jangka waktu dan suku bunga pinjaman atau cicilan.

Contoh: Jika karyawan memiliki pinjaman sebesar Rp 10.000.000 dengan jangka waktu 12 bulan dan suku bunga 1% per bulan, maka potongan pinjaman yang dibayarkan setiap bulan adalah Rp 916. 667. Perhitungan ini dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:

Potongan Pinjaman = (Total Pinjaman x Suku Bunga) / (1

(1 + Suku Bunga)^-Jangka Waktu)

Dalam contoh ini, potongan pinjaman yang dibayarkan setiap bulan adalah Rp 916.667, yang merupakan hasil dari perhitungan: (Rp 10.000.000 x 1%) / (1 – (1 + 1%)^-12).

Ilustrasi Perhitungan Gaji Bulanan

Untuk memperjelas cara menghitung gaji bulanan, mari kita bahas contoh konkret. Dalam contoh ini, kita akan menggunakan data fiktif seorang karyawan bernama Budi yang bekerja di perusahaan XYZ.

Contoh Perhitungan Gaji Bulanan

Budi adalah karyawan tetap di perusahaan XYZ dengan posisi sebagai staf administrasi. Berikut komponen gaji bulanan Budi:

  • Gaji Pokok: Rp 4.000.000
  • Tunjangan Jabatan: Rp 500.000
  • Tunjangan Transportasi: Rp 300.000
  • Tunjangan Makan: Rp 200.000
  • Potongan BPJS Kesehatan: Rp 100.000
  • Potongan BPJS Ketenagakerjaan: Rp 150.000
  • Potongan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21: Rp 250.000

Untuk menghitung gaji bersih Budi, kita dapat menggunakan rumus berikut:

Gaji Bersih = (Gaji Pokok + Tunjangan)

Potongan

Berdasarkan rumus di atas, gaji bersih Budi dapat dihitung sebagai berikut:

Komponen Jumlah (Rp)
Gaji Pokok 4.000.000
Tunjangan Jabatan 500.000
Tunjangan Transportasi 300.000
Tunjangan Makan 200.000
Total Penghasilan 5.000.000
Potongan BPJS Kesehatan 100.000
Potongan BPJS Ketenagakerjaan 150.000
Potongan PPh Pasal 21 250.000
Total Potongan 500.000
Gaji Bersih 4.500.000

Perhitungan Gaji Bulanan Menggunakan Software Penggajian

Selain perhitungan manual, perusahaan juga dapat menggunakan software penggajian untuk mempermudah proses perhitungan gaji karyawan. Software penggajian umumnya memiliki fitur-fitur yang dapat membantu dalam:

  • Memasukkan data karyawan, seperti gaji pokok, tunjangan, dan potongan.
  • Menghitung gaji bersih secara otomatis.
  • Membuat slip gaji.
  • Menghasilkan laporan gaji.
  • Mengelola data pajak.

Software penggajian dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan efisiensi dan keakuratan proses perhitungan gaji. Dengan menggunakan software, perusahaan dapat meminimalkan kesalahan perhitungan dan memastikan bahwa karyawan menerima gaji yang tepat.

Ulasan Penutup

Menguasai cara menghitung gaji karyawan bulanan adalah hal yang krusial dalam manajemen sumber daya manusia. Dengan memahami komponen-komponen gaji, rumus perhitungan, dan berbagai jenis potongan, Anda dapat memastikan proses penggajian berjalan lancar dan adil bagi semua pihak. Selalu perhatikan perkembangan peraturan dan kebijakan terbaru terkait perhitungan gaji untuk memastikan akurasi dan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku.