Uinsuka.ac.id – Rutin mengingat ataupun mencatat tanggal haid akan memberikan kamu beberapa keuntungan, termasuk salah satunya untuk menghitung kehamilan. Ya, cara menghitung kehamilan setelah haid adalah hal yang umum dilakukan selain dengan menggunakan USG.
Cara menghitung kehamilan seperti ini biasanya disebut dengan HPHT atau Hari Pertama Haid Terakhir. Sebenarnya untuk usia kehamilan sendiri sulit dipastikan secara akurat mengingat waktu terjadinya pembuahan tidak bisa diketahui.
Meskipun demikian, metode HPHT ini bisa menjadi salah satu alternatif untuk mengetahui usia kehamilan. Untuk penjelasan lebih lanjutnya termasuk cara perhitungan dengan metode HPHT ini sebagai berikut:
Cara Menghitung Kehamilan Setelah Haid yang Benar
1. Rumus Neagle
Pertama, kamu bisa langsung tentukan tanggal HPHT-nya dulu. Perlu diingat, hari pertama haid terakhir itu sudah dianggap sebagai hari pertama kehamilan walaupun kamu mungkin disebut tidak hamil hingga 2 minggu kemudian.
Setelah itu, tanggal HPHT ini ditambah dengan 40 minggu untuk menentukan kapan kiranya hari persalinan terjadi. Hal ini dilakukan dengan berdasarkan asumsi bahwa kehamilan secara umum terjadi selama 40 minggu atau 9 bulan atau 280 hari.
Nanti, dari perkiraan hari kelahiran inilah usia kehamilan akan diketahui. Untuk simulasi perhitungan yang akan digunakan seperti ini:
- Hari pertama haid terakhir (HPHT) ditentukan
- Ditambah dengan 1 tahun
- Ditambah lagi dengan 7 hari
- Mundurkan selama 3 bulan
Untuk mempermudah pemahaman soal cara menghitung kehamilan setelah haid berdasarkan simulasi di atas, mari ambil contoh sebagai berikut:
- HPHT terhitung tanggal 22 Juli 2020
- 22 Juli 2020 + 1 tahun menjadi 22 Juli 2021
- 22 Juli 2021 + 7 hari menjadi 29 Juli 2021
- 29 Juli 2021 – 3 bulan menjadi 29 April 2021
Dari contoh di atas, diperkirakan bahwa bayi akan lahir pada tanggal 29 April 2021. Perlu dipahami bahwa meskipun cara ini termasuk cara yang populer, mudah, dan cukup akurat, tetapi cara ini tidak bisa kamu terapkan jika lupa tanggal HPHT dan jika siklus menstruasi kamu tidak teratur.
Perlu diperhatikan juga bahwa rumus ini hanya bisa diterapkan pada wanita yang siklus haidnya 28 hari, tidak kurang maupun tidak lebih.
2. Rumus Parikh
Kalau rumus Parikh, ini adalah perhitungan usia kehamilan yang bisa diterapkan pada wanita dengan siklus kurang dari 28 hari dan lebih dari 28 hari. Dengan kata lain, ini adalah rumus yang bisa diterapkan kalau siklus haidnya panjang, pendek, atau justru tidak teratur.
Cara perhitungannya juga berbeda dengan rumus Neagle. Kalau dalam rumus ini, perhitungan dilakukan ketika terjadi ovulasi atau saat 14 hari sebelum tiba jadwal menstruasi.
Contoh, kalau siklus menstruasi kamu 35 hari dan hari terakhir kamu menstruasi adalah 7 Januari tahun 2020, maka perkiraan HPL-nya adalah 22 Oktober 2020. Dalam ilustrasi ini, ovulasi mungkin akan terjadi pada hari ke-21. Cara menghitungnya adalah dengan rumus: HPHT + 9 bulan + (35 – 21) hari.
Lebih Akurat Mana Perhitungan dengan HPHT atau dengan USG?
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, usia kehamilan itu susah untuk dihitung secara akurat mengingat kapan waktu pembuahan terjadi tidak diketahui secara pasti. Meskipun demikian, cara menghitung kehamilan setelah haid dengan metode HPHT ini bisa dijadikan acuan sementara.
Agar lebih akuratnya, sebaiknya ibu hamil berkonsultasi dengan dokter kandungan. Karena kalau mau dibandingkan antara perhitungan HPHT dengan USG, metode USG dinilai lebih akurat. Pasalnya, USG itu akan menggunakan dasar perhitungan yang berdasarkan pada sejumlah indikator.
Beberapa diantaranya adalah kondisi cairan ketuban, ukuran plasenta serta ukuran janin. Meskipun begitu, metode HPHT juga bisa disebut akurat kalau selisih perhitungannya dengan metode USG tidak lebih dari 2 minggu, baik itu untuk perkiraan HPL maupun untuk perhitungan usia kehamilan.
Maka dari itu, selain menghitung dengan metode HPHT, tidak ada salahnya kalau ibu hamil juga periksa ke dokter kandungan. Kalaupun nanti ada perbedaan perhitungan, ini jangan terlalu dipusingkan. Cukup rutinkan saja periksa ke dokter supaya bisa dapat informasi yang lebih akurat soal kondisi kehamilan.
Kelebihan dan Kekurangan Metode HPHT dan Metode USG
Sebenarnya dari penjelasan di atas, kamu pasti sudah bisa memperkirakan apa saja kelebihan serta kekurangan dua metode tersebut dalam menghitung usia kehamilan, bukan? Tetapi kalau untuk lebih jelasnya, mari simak uraian berikut.
1. Metode HPHT
Seperti yang sudah diketahui dari penjelasan di atas, metode HPHT itu ada dua rumus, ada rumus Neagle dan rumus Parikh. Penggunaan kedua rumus tersebut disesuaikan dengan kondisi ibu hamil yang akan dihitung HPL dan usia kehamilannya.
Metode ini memiliki dua kelebihan yaitu:
- Pencatatan rutin terhadap siklus menstruasi akan membuat ibu hamil jadi lebih mudah mengetahui usia kehamilannya
- Membantu agar kehamilan bisa dideteksi secara dini sehingga perawatan kehamilan juga bisa dilakukan sejak awal
Sedangkan kelemahan dari metode HPHT ialah:
- Bagi ibu hamil yang siklus menstruasinya tidak teratur, metode ini cukup menyulitkan
- Ada kalanya ibu hamil lupa dengan tanggal HPHT-nya sendiri
2. Metode USG
USG atau Ultrasonografi adalah metode di mana ibu hamil akan dipindai untuk mendapatkan gambar janin yang ada di dalam rahim. USB akan memperlihatkan bagaimana kondisi serta ukuran janin termasuk panjangnya, diameter kepalanya, panjang tulang paha, dan lingkar kepala.
Bahkan, termasuk juga dalam hal ini ialah frekuensi detak jantung janin, berat janin, diameter perut janin serta diameter kantung kehamilan. Soal usia kehamilan yang tercantum juga dalam hasil USG, ini ditentukan dengan berdasarkan pada perkembangan usia janin.
Pertimbangan yang digunakan dalam mendeteksi usia kehamilan ialah panjang janin serta diameter kantung kehamilan. Mendapatkan lebih banyak informasi soal janin termasuk kondisi fisik, posisi dan plasentanya adalah kelebihan yang dimiliki oleh metode ini.
Bahkan dengan USG ini pula, kemungkinan kelainan yang ada pada janin bisa dideteksi. Sedangkan untuk kelemahan metode ini diantaranya ialah hasil perhitungan yang bisa saja berubah-ubah karena sangat tergantung pada ukuran janin.
Meskipun begitu canggih dan modern, tetapi harus diakui juga bahwa belum ada USG yang akurasinya mencapai 100%. Selain itu, perhitungan juga bisa saja meleset karena berbagai faktor pemicu sebagai berikut:
- Adanya kesalahan teknis dalam pemeriksaan menggunakan USG
- Kualitas resolusi USG yang rendah akan membuat pemeriksaan jadi kurang akurat
- Kondisi ibu hamil yang sedang diperiksa, contohnya kalau ibu hamil tersebut obesitas dan lemak perutnya tebal, alat akan kesulitan menghasilkan gambar yang optimal
- Keterampilan dokter yang melakukan serta membaca hasil USG
Itu dia cara menghitung kehamilan setelah haid baik siklus haidnya teratur maupun tidak. Meskipun dalam perhitungan di atas sudah bisa diketahui kapan perkiraan hari lahir, selalu ada kemungkinan kelahiran tidak terjadi pada waktu yang diperkirakan.
Kelahiran bisa saja terjadi lebih lambat maupun lebih cepat tergantung pada kondisi ibu hamil serta janin yang ada di dalam kandungannya. Hanya saja, sudah bisa dipastikan bahwa kehamilan yang sudah mencapai 37 minggu dianggap sudah matang atau sempurna.
Baca Juga: