Uinsuka.ac.id – Kamu sudah mengikuti ujian TOEFL dan sedang menunggu hasilnya? Coba hitung sendiri saja deh. Sebab, cara menghitung skor TOEFL itu tidak sulit, tetapi tergantung pada tes TOEFL apa yang kamu ikuti. Tes TOEFL ini sendiri adalah hal yang sangat familiar bagi kalangan akademisi.
Pasalnya, TOEFL adalah salah satu syarat bagi siapapun yang ingin lanjut kuliah di luar negeri, melamar pekerjaan, bahkan yang ingin ikut sertifikasi dosen. Biasanya akan ada syarat skor TOEFL tertentu yang harus dipenuhi calon pelamar supaya bisa lolos.
Jenis-jenis Tes TOEFL
TOEFL atau yang kepanjangannya adalah Test of English as a Foreign Language ialah sebuah tes yang umumnya diselenggarakan oleh ETS atau Educational Testing Service. Ini merupakan suatu organisasi non-profit yang memang menyediakan layanan uji akademik di seluruh dunia.
Tes ini secara umum terdiri atas 3 jenis yaitu PBT, CBT dan iBT. Berbeda jenis TOEFL-nya, maka berbeda pula cara perhitungan skornya. Untuk penjelasan ketiga jenis TOEFL tersebut sebagai berikut:
1. TOEFL PBT
Ini adalah paper based TOEFL dan sesuai dengan namanya itu, tes TOEFL yang satu ini dilakukan dengan menggunakan media kertas. Para peserta tes akan dihadapkan pada sejumlah soal dan disediakan juga lembar untuk mengisi jawabannya dengan cara mengarsir jawaban yang dipilih.
Biasanya, skor TOEFL PBT ini yang paling rendah nilainya 220 dan yang paling tinggi nilainya 677. Dalam tes TOEFL jenis pertama ini, para peserta akan menghadapi uji kompetensi yang mencakup grammar, listening dan reading.
2. TOEFL CBT
Kedua ialah TOEFL CBT atau Computer Based TOEFL. Artinya tes TOEFL yang berbasis komputer. Dengan kata lain, tes TOEFL CBT ini dilakukan dengan memanfaatkan perangkat komputer, dan soal serta lembar jawabannya juga bisa disimak di layar perangkat yang digunakan.
Tes TOEFL CBT ini diperkenalkan pertama kali pada tahun 1998 dan keberadaannya menggeser TOEFL PBT. Skornya dimulai dari angka 0 sampai yang tertinggi 300 poin dan kompetensi yang diujikan mencakup grammar, writing, reading, dan listening.
3. TOEFL iBT
Ini adalah jenis TOEFL yang ketiga yang merupakan internet Based TOEFL atau TOEFL yang berbasis internet. Dengan begini, bisa dikatakan pula bahwa tes TOEFL yang ketiga ini adalah tes TOEFL yang dilakukan secara online dan diperkenalkan pertama kali pada tahun 2005 silam.
Skor tes TOEFL iBT yang paling rendah adalah 0 dan yang paling tinggi 120. Dalam tes TOEFL jenis ketiga ini, kompetensi yang diujikan ialah speaking, reading, writing dan listening.
Kompetensi dalam Ujian TOEFL
Sudah sering disinggung sebelumnya bahwa dalam ujian TOEFL ada beberapa kompetensi yang diujikan termasuk listening, writing, dan reading. Setiap kompetensi tersebut dimaksudkan untuk mengukur kemampuan peserta tentang bahasa Inggris dalam hal yang berbeda-beda.
- Listening digunakan untuk mengukur kemampuan para peserta untuk memahami bahasa Inggris secara lisan termasuk menangkap makna dalam suara yang didengarkan.
- Structure and writing expression digunakan untuk mengukur kemampuan peserta untuk memahami struktur dalam bahasa Inggris.
- Reading digunakan untuk mengukur kemampuan peserta untuk memahami teks dalam bahasa Inggris sekaligus memahami maknanya.
- Writing digunakan untuk mengukur kemampuan peserta dalam penulisan bahasa Inggris termasuk mengembangkan ide sekaligus menyusun teks yang logis.
Cara Menghitung Skor TOEFL Sesuai Jenisnya
1. Menghitung Skor TOEFL PBT
Kalau kamu mengikuti TOEFL PBT, perhitungan skornya akan menggunakan sistem konversi. Jadi nantinya kamu juga harus tahu tabel konversinya. Dalam tabel tersebut akan ada hasil skor untuk setiap jumlah soal yang bisa dijawab dengan benar oleh para peserta.
Nanti, nilai konversi inilah yang akan dihitung dan dalam perhitungan tersebut ada beberapa prinsip dasar sebagai berikut:
- Semua jawaban yang benar dihitung
- Periksa tabel konversi supaya kamu tahu hasil konversi atas jumlah soal yang jawabannya benar
- Nilai konversi dalam setiap kompetensi yang diujikan nanti bisa dijumlah dan hasil penjumlahan ini akan dibagi 3
- Hasil dari pembagian akan dikali 10
Kompetensi dalam tes TOEFL PBT ini terdiri atas reading comprehension, listening comprehension serta structure and written expression. Berdasarkan prinsip dasar di atas, masing-masing kompetensi dihitung jawaban benarnya dan dilihat berapa skor dalam tabel konversi.
Untuk mempermudah pemahaman, mari ambil ilustrasi sebagai berikut:
- Jawaban yang benar masing-masing kompetensi adalah Listening = 32, Struktur = 35 dan Reading = 40
- Setelah dicocokkan dengan tabel konversi, dari jawaban benar tersebut diperoleh skor masing-masing kompetensi Listening = 52, Struktur = 60 dan Reading = 55
- Ketiga nilai yang sudah dikonversi tadi dijumlahkan sehingga menjadi 52 + 60 + 55 = 167
- Berdasarkan prinsip dasar di atas, hasil penjumlahan dibagi menjadi 3 sehingga menjadi 167 : 3 = 55,6 dan terakhir, hasil pembagian ini dikalikan dengan 10 sehingga menjadi 55,6 x 10 = 556
Dengan berdasarkan ilustrasi di atas, bisa diketahui bahwa hasil akhir tes TOEFL adalah 556 poin. Mengingat perhitungan ini menggunakan sistem konversi, maka perhitungannya juga harus berdasarkan pada tabel konversi yang nilainya juga sudah ditentukan. Dengan kata lain, skor ini sifatnya mutlak.
2. Menghitung Skor TOEFL CBT
Cara menghitung skor TOEFL CBT sudah tentu berbeda dengan TOEFL PBT. Di sini, kamu tidak perlu lagi menggunakan tabel konversi, tetapi setiap kompetensi yang diujikan skornya antara 0 – 30 poin. Untuk menghitung skor TOEFL CBT ini digunakan prinsip dasar sebagai berikut:
- Semua jawaban yang benar dijumlahkan
- Hasil penjumlahan dibagi 3 dan hasil pembagiannya dikali 10
Dengan menggunakan prinsip dasar di atas, nanti akan didapatkan hasil paling rendah adalah 0 dan hasil yang paling tinggi adalah 300. Agar bisa lebih paham, mari ambil contoh sebagai berikut:
- Kompetensi Listening yang benar 20, Writing 10 dan Reading 20
- Ketiga nilai tersebut jika dijumlahkan hasilnya adalah 50 poin
- Berdasarkan prinsip dasar di atas, 50 poin : 3 = 16,67 dan hasil ini dikalikan 10 sehingga menjadi 16,67 x 10 = 166,7 poin
3. Menghitung Skor TOEFL iBT
Bisa dikatakan bahwa cara menghitung skor TOEFL iBT inilah yang paling sederhana dan sifatnya real. Dengan kata lain, kamu tidak perlu menggunakan rumus dan semua nilai dari setiap kompetensi yang diujikan hanya perlu dijumlahkan.
Tetapi perlu dipahami juga, kompetensi kalau dalam TOEFL iBT ini umumnya disebut sesi dan dalam TOEFL iBT totalnya ada 4 sesi. Skor tertinggi untuk masing-masing sesi ialah 30 poin, sehingga kalau ada 4 sesi dalam TOEFL iBT maka skor tertingginya nanti 120 poin.
Langsung saja ambil contoh sebagai berikut:
- Kompetensi Listening nilainya 30 poin, Reading nilainya 20 poin, Writing nilainya 10 poin, dan Speaking nilainya 30 poin
- Semua poin yang didapatkan ini dijumlahkan sehingga skor akhir yang didapatkan adalah 30 + 20 + 10 + 30 = 90 poin
Sekali lagi, cara menghitung skor TOEFL itu berbeda-beda sesuai jenisnya. Oleh sebab itu, kalau kamu ingin menghitung skor ini sendiri, sebaiknya kenali dulu tes TOEFL jenis apakah yang kamu ikuti. Jangan berkecil hati kalau ternyata hasil perhitungannya kecil.
Kamu masih punya banyak kesempatan untuk meningkatkan keterampilan bahasa Inggris. Tetapi kalau skornya sudah termasuk aman, maka kamu bisa mempelajari hal yang lain supaya keahlian kamu bertambah.
Baca Juga: